MENGHADAPI gelombang Covid-19 dengan varian barunya, Pemkab Nunukan masih kukuh melawan itu dengan penerapan pembatasan sosial secara lokal.
Itu ditegaskan Jubir Pemkab Nunukan, Hasan Basri ketika dikonfirmasi soal pencegahan varian baru covid-19 di Nunukan. Hasan memastikan, penerapan PSBB meski berskala lokal, dipastikan mampu meminimalisir penambahan kasus Covid-19 di Nunukan. Apalagi, memang metode ini sudah digunakan dan mampu mengubah status zona merah di Nunukan, kembali menjadi zona hijau.
“Kan sudah kami jelaskan, pola ini mampu karena sudah pernah berhasil menekan angka penuruan kasus di Nunukan di awal penyebaran Covid-19 di Nunukan, kita bahkan pernah hingga zero kasus,” tegas Hasan. PSBB lokal, dikatakan Hasan, sudah diterapkan sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2021 Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan, sejak Jumat (8/1) lalu.
Dalam SE tersebut, banyak penegasan dilakukan demi mencegah penularan varian baru Covid-19 di Nunukan. Di antaranya seperti, operasional rumah makan, restoran, kafe dan sejenisnya hanya diperkenankan melayani makan di tempat hingga pukul 19.00 WITA dan setelahnya menggunakan sistem take away atau pesan dan bungkus, tidak adalagi makan di tempat.
Kemudian, bagi pelaku usaha dan karyawan serta pengunjung, wajib mematuhi protokol kesehatan dan membatasi jumlah pengunjungnya dari kapasitas biasanya sesuai dengan SE Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Usaha di Nunukan.
Selanjutnya, pemberlakuan jam malam, sarana hiburan masyarakat, seperti diskotik, karaoke dan sejenisnya, juga hanya diperkenankan dibuka hingga pukul 19.00 WITA. Terakhir, Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan bersama Satpol PP dan TNI-Polri, akan melakukan pemantauan dan penindakan terhadap pelanggar protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
“Mulai Senin (11/1) selama 14 hari, atau sampai dengan tanggal 25 Januari, kami juga akan evaluasi lagi penerapan ini sesuai dengan perkembangan situasi kasus Covid-19 di Nunukan ke depannya,” pungkas Hasan. (raw/lim)
