Prokes Masih Lebih Manjur

- Senin, 11 Januari 2021 | 10:41 WIB
Pada 14 Desember 2020 lalu, Pemerintah Inggris Raya dan Irlandia Utara melaporkan kepada Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengenai adanya varian SARS-CoV-2 baru yang telah diidentifikasi.
Pada 14 Desember 2020 lalu, Pemerintah Inggris Raya dan Irlandia Utara melaporkan kepada Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengenai adanya varian SARS-CoV-2 baru yang telah diidentifikasi.

VARIAN ini disebut SARS-CoV-2 VUI 202012/01 (varian under investigation, tahun 2020, bulan 12, varian 01). Virus ini memiliki perubahan besar secara genetik yang ditandai dengan 17 mutasi unik pada gen-gen tertentu. Analisa awal menunjukkan kemampuan penularannya lebih tinggi dari yang sebelumnya.

Menyikapi hal itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Utara (Kaltara), Agust Suwandy mengatakan, sejauh ini pihaknya belum berani memastikan tentang varian baru tersebut, apakah sudah masuk ke Kaltara atau belum.

"Tapi, memang kami diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan sesuat surat edaran dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) yang diturunkan ke daerah," ujarnya kepada Radar Tarakan saat dikonfirmasi, Minggu (10/1).

Edaran Kemendagri yang dikeluarkan pada 30 Desember 2020 itu menyebutkan bahwa WHO merekomendasikan beberapa upaya yang harus dilakukan setelah melihat perkembangan dari informasi dan situasi Covid-19 saat ini.

Adapun rekomendasi itu di antaranya melakukan pemantauan yang ketat dan berkelanjutan, baik secara epidemiologis maupun virologis terkait perkembangan SARS-CoV-2, termasuk melakukan penilaian tingkat penularan lokal masing-masing wilayah dan melakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang sesuai.

Tak hanya itu, dalam edaran Kemendagri tersebut juga disebutkan bahwa tenaga kesehatan dan masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan upaya pencegahan risiko penularan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan berbagai cara, seperti menghindari kontak erat dengan yang sakit ISPA.

Dari beberapa hal tersebut, maka di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan munculnya varian SARS-CoV-2 baru di Indonesia. "Beberapa hal ini yang juga menjadi atensi kami sekarang. Tapi, untuk sementara kami belum berani memastikan apakah varian baru ini sudah ada di Kaltara atau belum. Harapannya, itu tidak sampai masuk ke Kaltara," pungkasnya.

 

MUTASI BELUM DITEMUKAN DI KALTARA

Belakangan ini, dunia kembali digemparkan dengan munculnya Covid-19 varian baru. Konon mutasinya virus ini lebih mudah menginfeksi usia anak, yang pertama kali ditemukan di Inggris. Namun untuk Kalimantan Utara (Kaltara), jenis varian baru Covid-19 belum ditemukan.

Hal tersebut dipastikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara (Kaltara), dr. Franky Sientoro, Sp.A. Dikatakannya, sebelumnya ia menerima informasi mengenai keberadaan Covid-19 varian baru tersebut ditemukan di Yogyakarta.

“Kalau di Kaltara belum ada ditemukan (Covid-19 varian baru). Ada dilaporkan dari Yogyakarta, tapi masih diragukan apakah itu varian baru mutasi yang di Inggris atau bukan. Karena yang varian baru ini pertama kali ditemukan di Inggris,” terangnya kepada Radar Tarakan.

Lantas bagaimana membedakan orang yang terinfeksi Covid-19 atau jenis varian baru? Dia mengatakan, untuk membuktikannya harus dilakukan penelitian ilmiah, melalui genom alias pemeriksaan genetik.

“Jadi harus penelitian dan sangat ilmiah, harus dilakukan genom dari virus itu,” lanjutnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB
X