Umrah Tahun Ini Lebih Mahal

- Selasa, 5 Januari 2021 | 14:11 WIB
int
int

TARAKAN - Kesempatan untuk menunaikan ibadah umrah di tengah pandemi Covid-19 awal Januari 2021 terbuka lebar. Kendati demikian, jemaah yang akan umrah wajib merogoh kocek lebih dalam karena harus menanggung biaya karantina mandiri dan tes swab. Tak hanya itu, waktu ibadah juga lebih singkat.

Kepada Radar Tarakan, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan, H.M. Shaberah Ali, S.Ag, M.M, mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi telah membuka penerbangan resmi. Pemerintah Arab Saudi semakin memperketat kunjungan tamu asing, sebab jemaah yang datang untuk melakukan kegiatan umrah wajib dikarantina selama 3 hari dengan jadwal pelaksanaan umrah yang terbatas.

“Kalau sudah begitu, otomatis travel membebankan ke jemaah, sehingga banyak jemaah yang mikir pertambahan biaya (karantina) dan waktu umrah yang sangat terbatas karena hanya beberapa jam saja, setelah itu kembali ke hotel. Akhirnya perhitungan jemaah rugi kalau melaksanakan umrah seperti itu,” ungkap Shaberah.

Umrah di awal tahun 2021 ini hanya akan ditunaikan oleh jemaah tertentu yang memiliki anggaran lebih. Sedang jemaah dengan status ekonomi menengah ke bawah akan cenderung berpikir untuk umrah di tahun ini.

Shaberah mengharapkan agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir sehingga keberangkatan umrah dapat dilakukan dengan baik tanpa dihinggapi kekhawatiran. Apalagi jika dipaksakan untuk berangkat, jemaah memiliki keterbatasan waktu di Mekkah karena lebih banyak berada di hotel untuk beristirahat. Tak hanya itu, biaya swab di Mekkah juga cukup mahal mencapai 500 real atau sekira Rp 2 jutaan.

Namun hingga kini pihaknya belum menerima data jemaah yang akan berangkat umrah pada Januari 2021 ini. Sebab data tersebut bersifat online dan langsung terkirim ke Siskopatuh Kemenang. Sehingga setiap travel umrah wajib memasukkan setiap data dengan lengkap, sehingga yang dapat membuka akses data tersebut adalah Kemenag pusat.

“Kalau data itu tidak bisa kami buka, kecuali yang di daerah melapor. Sekarang juga yang minta rekomendasi untuk membuat paspor agak kurang, kalau dulu setiap hari ada. Tapi sekarang seminggu paling 3 orang, minta pengantar untuk membuat paspor dari travel ke Kemenag Tarakan, karena paspor umrah harus melalui kami lalu ke Imigrasi,” pungkasnya. (shy/lim)

 

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X