Jatah Subsidi Ongkos Angkut Barang ke Krayan Habis

- Sabtu, 26 Desember 2020 | 23:23 WIB
Sejak Kamis (24/12) SOA barang ke Krayan jatahnya habis.
Sejak Kamis (24/12) SOA barang ke Krayan jatahnya habis.

NUNUKAN - Subsidi ongkos angkut (SOA) barang ke dataran tinggi Krayan, berakhir mulai Kamis (24/12). Kepastian ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Perdagangan Luar Negeri di Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan, Abdul Rahman. Kepada media ini, Rahman menjelaskan, program subsidi angkutan udara untuk barang ini merupakan program jembatan udara (jembara) yang dianggarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag RI) bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemnhub RI).

“Program jembara berakhir hari ini (kemarin, Red). Flight terakhir di tahun ini. Kalau untuk SOA tahap II yang dianggarkan melalui APBD Nunukan, sudah berakhir sejak tanggal 12 Desember,” ungkap Rahman. Program jembara dimaksud, berjalan sejak Oktober lalu dengan jumlah 130 flight pulang-pergi (PP) dari dan ke Tarakan-Krayan. Daya angkut dalam satu kali flight sebanyak 1 ton Sembilan Bahan Pokok (Sembako).

Sementara untuk SOA barang tahap II yang didanai melalui dana insentif daerah (DID) Nunukan dengan jumlah 30 flight PP dari dan ke Nunukan-Krayan, juga berjalan sejak Oktober. Daya angkut dalam program ini, masih sama dengan Jembara yakni 1 ton dalam satu kali pemberangkatan. “Informasi terakhir yang saya terima, program jembara akan segera kembali berjalan awal Januari 2021. Targetnya di dua rute yakni Bandara Long Bawan dan Bandara Binuang,” pungkas Rahman.

Program SOA merupakan upaya pemerintah melakukan pengendalian dan keterjangkauan harga sembako di wilayah perbatasan. Melalui pendanaan SOA, kebutuhan masyarakat di 5 kecamatan di Krayan, dapat dijangkau masyarakat dengan harga yang tidak terpaut jauh dengan harga barang di daerah-daerah lain seperti Tarakan dan Nunukan.

Program SOA barang memang cukup berperan besar tahun ini. Sebab, masyarakat di Krayan hanya mengandalkan pasokan sembako dari Tanah Air. Sementara pintu perdagangan tradisional di pintu perbatasan Bakelalan, Serawak, Malaysia, ditutup total akibat pandemi Covid-19 sejak Maret lalu.

Sampai saat ini, belum ada kepastian, kapan pemerintah Malaysia membuka kembali akses perdagangan yang selama ini menjadi tumpuan masyarakat di daratan Krayan. Camat Krayan, Heberli, bahkan kembali memastikan, akses dari Krayan menuju Bakelalan masih ditutup total.

“Sampai hari ini belum dibuka. Jadi semua kebutuhan masyarakat harus diangkut dari Tarakan atau Malinau. Sementara program SOA maupun jembara sudah berakhir,” terang Heberli saat berkomunikasi via telepon seluler dengan media ini, kemarin (24/12).

Dengan berakhirnya SOA barang, harga-harga barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat Krayan, dipastikan akan naik. Sebab, pedagang lokal harus mendatangkan barang dari kota/kabupaten lain dengan tarif reguler.

Lain halnya apabila pintu perbatasan Indonesia-Malaysia dibuka di wilayah Serawak. Masyarakat Krayan masih dapat memperoleh kebutuhan sehari-hari dari wilayah Bakelalan dengan harga yang relatif murah. Begitupula dengan kebutuhan material bangunan, harga yang ditawarkan negara tetangga, masih cukup terjangkau dibanding harus didatangkan dan diangkut menggunakan pesawat dari Tarakan atau Nunukan. (dra/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X