PROKAL.CO,
BUPATI Malinau, Dr. Yansen TP, M.Si, mengaku jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau sepenuhnya mendukung FoMMA yang secara berkesinambungan membantu pengelolaan TNKM Kayan Mentarang. “Ini harus kita sadari dan pahami bersama, bagi Pemda Malinau, dan khusus bagi saya, hutan itu bukan sesuatu yang sederhana. Hutan itu adalah kehidupan. Artinya itu terjaga dengan baik, eksistensi bermasyarakat. Oleh sebab itu, jangan kita berharap manfaat dari hutan itu, tapi kita enggak menjaga hutan. Ini bicara kesinambungan pembangunan,” ujar Yansen yang diwawancarai di Malinau, Agustus 2020 lalu.
Menurutnya jika hutan dijaga, maka akan berdampak pada kehidupan masyarakat Kaltara. Hutan di Malinau, kata Yansen, juga menjadi sumber air bagi 4 kabupaten di Kaltara. “Bisa dibayangkan kalau hutannya gundul, air pasti akan hilang tampungannya, kemarau, kerusakan, banjir dan kehancuran. Hutan itu sangat mendasar bagi hidup kita,” jelasnya.
“Saya pribadi juga mendukung, ada pihak-pihak yang berkontribusi menjaga hutan, termasuk lembaga adat, FoMMA, lembaga desa dan sebagainya. Kita dukung. Mereka pahlawan yang menjaga hutan. Kita dukung untuk menjaga hutan itu,” terangnya.
Yansen yang tergabung dalam Dewan Pembina dan Pengendali Pengelolaan Kolaboratif (DP3K) TNKM Kayan Mentarang berharap perhatian pemerintah pusat pada hutan di Malinau. Sangat berdasar jika TNKM Kayan Mentarang sebagai bagian dari paru-paru dunia.
“Kita harus mengangkat ini ke tingkat internasional. Jadi sebagai paru-paru, juga ada imbangannya, dari negara-negara yang menikmatinya, menikmati udaranya. Harus sadar dengan itu. Kita menjaga hutan. Kebijakan itu yang diharapkan dari pemerintah pusat. Jangan hanya isunya. Bagaimana menjaganya, dukung lembaga yang melakukan konservasi, buat kebijakan, buat pembinaan. Hasilnya kesatuan hutan menjadi aset nasional. Oleh sebab itu, pemerintah harus menunjukkan formulasi DAU (dana alokasi umum),” jelasnya lagi.
Sebelumnya pihaknya telah mendorong formulasi itu. Hanya belum mendapat respons dari pemerintah pusat.