Mantan Buruh Cuci Bagikan 5 Ton Beras di Tengah Pandemi

- Kamis, 26 November 2020 | 09:44 WIB
BERBAGI DI TENGAH PANDEMI: Hj. Hasna, mantan buruh cuci di Kelurahan Sebengkok membagikan 5 ton beras ke masyarakat tidak mampu, bersama suami, Dante./LISAWAN/RADAR TARAKAN
BERBAGI DI TENGAH PANDEMI: Hj. Hasna, mantan buruh cuci di Kelurahan Sebengkok membagikan 5 ton beras ke masyarakat tidak mampu, bersama suami, Dante./LISAWAN/RADAR TARAKAN

Tidak harus memiliki jabatan atau pejabat untuk bersedekah. Itulah yang diterapkan Hj. Hasna, warga RT 26, Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah yang membagikan 5 ton beras ke masyarakat tidak mampu, di tengah pandemi Covid-19 ini.

LISAWAN YOSEPH LOBO

RODA kehidupan pasti akan berganti. Mungkin pepatah itulah yang tengah dirasakan Hj. Hasna. Berawal dari tukang cuci yang diupah Rp 300 ribu per bulan, siapa sangka sekarang ia mampu mengajak 300 orang makan gratis setiap bulannya. Bahkan berbagi ribuan sembako.

Wanita kelahiran Bulukumba, 11 Mei 1975 silam ini bukanlah sosok pejabat, golongan politik atau yang tergabung dalam organisasi. Melainkan warga biasa, yang kerap berkaca dari kelamnya kehidupan masa lalunya.

Tepatnya 1999 silam, wanita asal Bulukumba, Sulawesi Selatan ini pertama kali menginjakkan kaki di Tarakan. Menjadi buruh cuci, dari rumah ke rumah. Dibantu tiga orang anaknya kala itu, yang masih berusia 6 tahun, 4 tahun dan 2 tahun.

“Anakku masih kecil-kecil, saya bawa ikut bantu mencuci. Satu hari saya mencuci di enam rumah. Malam saya pergi menyetrika, pagi saya jadi pembantu atau tukang masak,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca mengenang masa sulitnya kepada Radar Tarakan.

Bahkan sebelum memiliki rumah megah, di masa lalunya ia dan anak-anaknya pernah merasakan tidur dengan beralaskan karton, yang tak pernah luput dari ingatannya.

“Kalau ada uangku Rp 10 ribu atau Rp 50 ribu, saya jalan kaki ke Beringin beli ikan dan minyak goreng yang di gelas kecil,” lanjutnya sembari menyeka air matanya.

Tidak sia-sia 20 tahun berjuang di tanah rantau, mengumpulkan pundi-pundi rupiah membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Lantas tidak membuatnya lupa dengan masa lalunya. Di tengah pandemi Covid-19, ia kembali membagikan 5 ton beras atau sebanyak 1.000 karung beras, Minggu (22/11) ke masyarakat tidak mampu.

Ini merupakan kali keduanya berbagi di tengah pandemi, setelah momen Ramadan, Mei lalu. Selain di daerah Kelurahan Sebengkok tempat ia tinggal, ia juga membagikan beras ke masjid, panti asuhan, panti jompo, kaum duafa, hingga ke daerah Kelurahan Juata Kerikil.

“Apalagi di tengah pandemi ini banyak yang merasa kesusahan. Mau beli beras tapi tidak punya uang. Alhamdulillah karena ada rezeki, saya bagi-bagikan ke masyarakat tidak mampu, karena saya pernah merasa kesusahan seperti mereka juga,” kata wanita berusia 45 tahun ini.

Dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes), warga yang datang ke rumahnya mengambil beras diwajibkan tetap memakai masker. Masyarakat sangat antusias.

Saat membagikan beras di kediamannya pun ia sempat didatangi Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu), lantaran diduga mengandung unsur politik. Padahal ia berdiri di atas nama pribadi, tanpa ikatan sebuah organisasi.

“Sempat didatangi Bawaslu, dikira ini dari partai, padahal pribadi. Karena saya memang sudah niatkan, setiap ada rezeki saya mau berbagi ke masyarakat yang tidak mampu,” katanya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X