Sementara ini tenaga kesehatan, RSUKT sudah mendapatkan tambahan. Dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan sebanyak 8 orang, dan dari Rumah Sakit Bhyangkara sebanyak 4 orang. Total perawat untuk penanganan Covid-19 sebanyak 26 orang, dari yang idealnya 32 orang.
“Kita optimalkan, karena ada poli klinik rawat jalan khusus Covid-19 juga. Sejauh ini SDM untuk penanganan Covid-19 totalnya ada sekitar 26 perawat. Dokter penyakit dalam ada 2 orang, dokter anak ada 1 orang, anestesi 1 orang, dokter patologi klinis 1 orang dan dokter radiologi 1 orang, dan dokter umum ada 4 orang,” bebernya.
Rencananya RSUKT juga akan membuka unit gawat darurat (UGD) khusus pasien Covid-19. Sementara sudah dalam tahap konsep, yang ditargetkan dalam waktu dekat ini dapat terlaksana.
“Kita rencana buat UGD khusus Covid-19 juga. Kita coba konsepkan, semoga dalam waktu dekat ini bisa terlaksana. Jadi betul-betul terpisah antar UGD pasien Covid-19 dan non Covid-19,” jelasnya. Kendati demikian tetap diimbaunya agar masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan, demi menekan dan memutus rantai penyebaran Covid-19 di Tarakan.
Terpisah, Kepala Rumkital Ilyas Tarakan, Letkol Laut (K) dr. Mukti Fahimi, Sp. PD., FINASIM., mengatakan, dirinya sudah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, dr Witoyo terkait adanya sekitar 80 nakes mulai dokter hingga perawat di RSUD Tarakan yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Adanya sejumlah nakes terkonfirmasi positif Covid-19, membuat beberapa layanan poli klinik di RSUD Tarakan ditutup sementara. Terkait hal itu, kami diminta kesiapan tetang pengalihan pasien bersama Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT),” ujarnya, Senin (23/11).