Meski Kasus Covid-19 Naik, Tarakan Katanya Ngga Mungkin PSBB

- Selasa, 24 November 2020 | 10:09 WIB
Pusat kota Tarakan, Kaltara. Kasus Covid-19 di kota pulau ini naik.
Pusat kota Tarakan, Kaltara. Kasus Covid-19 di kota pulau ini naik.

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes mengatakan dalam hal ini pihaknya hanya dapat menegakkan pelaksanaan protokol kesehatan ke lingkungan masyarakat. Sehingga dalam terus mengimbau agar masyarakat dapat membatasi diri untuk melakukan aktivitas di luar rumah. “Jumlah personel kami terbatas. Berapa penduduk yang harus kami awasi. Tidak mungkin kami awasi setiap orang, maka dalam hal ini jika tidak perlu maka tidak boleh keluar rumah,” kata Khairul.

Untuk itu, dalam hal penegakan aturan protokol kesehatan di Tarakan diakui Khairul cukup ketat dilaksanakan. Namun karena terbukanya pintu gerbang seperti bandar udara dan pelabuhan sehingga membuat bertambahnya kasus covid-19 di Tarakan.

Sementara itu, jika dilakukan PSBB kembali, akan membuat sistem perekonomian di Tarakan tidak berjalan membuat Tarakan semakin terpuruk. Untuk itu, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan sangat diperlukan. “Antisipasi itu penting apalagi Tarakan sudah dibuka seluruh jalur masuknya. Saya pikir beban ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah, namun juga kepada masyarakat misalnya dengan menegur orang yang tidak menggunakan masker. Saya pikir selama ini kita sudah tegas, bahkan konservatif banget seperti apabila ada staf kami yang berasal dari luar harus swab. Saya berharap semua bisa menjaga, berdoalah supaya pandemi ini cepat berakhir,” pungkasnya. 

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara (Kaltara), dr. Franky Sientoro, Sp.A, mengatakan tambahan kasus yang terjadi dalam sepekan berturut-turut ini cukup memprihatinkan. Adanya peningkatan kasus yang signifikan, juga menjadi warning bagi rumah sakit dengan ketersediaan ruang isolasi. Kendati demikian, pasien positif tanpa gejala akan melakukan isolasi mandiri. Pasien isolasi mandiri ini harus dibawah pengawasan yang ketat.

“Jangan sampai justru isolasi mandiri menjadi sumber penularan yang hebat. Yang ada gejala harus segara dirawat. Tidak hanya di masyarakat, kasus di rumah sakit juga banyak. Kami saja sudah semi lockdown, poli klinik sepekan kita tutup,” terangnya saat dikonfirmasi Radar Tarakan, Minggu (22/11) via telepon.

Dia mengatakan terjadinya peningkatan kasus dalam sepekan ini, menjadi bahan evaluasi. Kalaupun terpaksa dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tingkat pengawasannya harus lebih diperketat. “Karena sekarang ini ada di lingkungan kita. Orang ke pasar, ke warung saja sudah terancam. Orang tidak keluar kota, tapi bisa tertular,” lanjutnya.

Sementara ini masyarakat tidak memiliki pilihan lain, selain mematuhi protokol kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan perketat penerapan protokol kesehatan dan memberi efek jera bagi pelanggarnya. Di samping mematuhi protokol kesehatan, masyarakat juga diimbau menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Kalau tidak mematuhi protokol kesehatan, disanksi. Pengawasan ditingkatkan. Tapi masalahnya sekarang banyak yang kumpul di kafe. Ruangannya sempit, tapi yang ngumpul banyak. Jadi itu harus ditata ulang,” katanya. (rtr)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X