Anyaman Lebping, Rumput Liar yang Tembus ke Pasar Nasional

- Senin, 23 November 2020 | 15:55 WIB
KERJA KERAS: Mencari bahan rumput liar ini para IRT di Sabanar Baru harus naik sampan hingga perjalanan pulang – pergi mencapai 4 jam./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
KERJA KERAS: Mencari bahan rumput liar ini para IRT di Sabanar Baru harus naik sampan hingga perjalanan pulang – pergi mencapai 4 jam./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

Lebpingmerupakananyaman rumput liar yang ada di hutan provinsi termuda di Indonesia, Kaltara. Anyaman itu mampu tembus hingga di pasar nasional.

 

RACHMAD RHOMADHANI

TERBENTUK sejaktahun2010 silam, sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Sabanar Baru, Tanjung Selor dengan menamakan dirinya sebagai Kelompok Kerajinan Anyaman Lebping. Hingga kini terus menunjukkan sebuah eksistensinya.

Bahkan, di situasi pandemi Covid-19 ini pun, kerajinan anyaman dari rumput liar tersebut ibarat tak tergerus oleh bencana nonalam ini. Nyaris setiap pekannya, berbagai kerajinan ayaman, mulai dari tas, topi, tikar dan masih banyak lagi terus dihasilkan dan dipasarkan. Tentunya, hasil kerajinan anyaman itu memiliki nilai seni yang tinggi dan khas pulau Kalimantan.

Pewarta diberikan kesempatan melihat proses pembuatan anyaman yang saat ini pasarnya sudah tembus di pasar nasional, dibuat cukup takjub oleh perjuangan mereka. Khususnya saat mencari bahan kerajinan anyaman dari rumput liar itu. Pasalnya, saat itu mereka harus menggunakan sampan kecil dengan mesin ketinting.

Tiap pagi sekira pukul 09.00 WITA, sekelompok IRT di Sabanar Baru, Tanjung Selor sudah siap bergegas untuk mencari bahan rumput liar. Setidaknya ada lima anggota yang sudah berada di atas perahu sampan kecilnya itu. Akhirnya, perjalanan panjang pun dimulai.

Uniknya dari proses mencari bahan kerajinan anyaman rumput liar itu, dari pengemudi hingga juru batu semuanya merupakan seorang perempuan atau IRT dari kelompok itu sendiri. Tidak ada seorang pria satu pun yang ikut serta dalam perjalanan yang memakan waktu pulang–pergi hingga 4 jam.

Sekalipun mereka adalah sosok perempuan, tapi saat mengemudi dan juru batu terbilang cukup lihai dalam mengarahkan sampan kecilnya. Gelombang kecil yang terus menghiasi sepanjang perjalanan itu ibarat tak membuat mereka canggung untuk terus mengemudikan sampannya.

Saat tiba di lokasi tempat di mana rumput liar itu berada, IRT itu secara langsung melabuhkan sampannya. Akhirnya, proses pengambilan bahan baku kerajinan anyaman itu dimulai. Namun, mereka tetap harus ekstra hari-hati karena bahan anyaman dari rumput liar itu terbilang tajam seperti silet. Sehingga untuk memudahkan dalam proses pengambilan yaitu dengan mengenakan kaos tangan dan sabit kecil sebagai pemotongnya.

Ketua Kelompok Kerajinan Anyaman Lebping, Maria Rining mengatakan, dalam mencari bahan rumput liar ini tidak sembarang. Maksudnya yaitu tidak semua rumput sejenis dapat diolah menjadi bahan kerajinan anyaman. Termasuk, yang saat ini diperoleh adalah rumput liar dengan memiliki panjang ukuran sekitar 1 meter lebih.

“Jadi, yang rumput panjang–panjang saja kami ambilnya. Tujuannya, supaya lebih mudah dalam proses menganyamnya nanti di rumah,” katanya di sela-sela mencari bahan anyaman tersebut bersama rekan lainnya.

Dijelaskannya juga, bahan kerajinan anyaman rumput liar yang ada di hutan belantara ini, memang ada yang memiliki jenis yang nyaris sama. Di berbagai daerah biasa memiliki nama yang berbeda-beda penyebutannya. Tapi, untuk yang digunakan saat ini adalah rumput liar dengan tekstur yang padat atau tidak berongga.

“Pertama di bahasa kami menyebutnya rumput liar itu adalah Lebping. Ya, seperti nama kelompok kerajinan anyaman kami. Rumput ini tidak berongga sehingga saat diolah bahannya jauh lebih kuat,” jelasnya. “Tapi, di daerah lain yang pernah kami tahu biasa banyak yang berongga. Sekalipun bisa diolah menjadi kerajinan anyaman, tapi kualitasnya tentu berbeda,” timpal wanita kelahiran Krayan, 18 Desember 1968 ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X