Senada yang disampaikan Ketua Bawaslu Kaltara Suryani. Kehadiran tokoh sebagai pilar pemersatu, pilar yang membawa kedamaian. Tentunya, apa yang disampaikan para tokoh dapat didengar dan dipatuhi.
“Kami berharap dalam rangka kontestasi pilkada para tokoh hadir sebagai tokoh yang menyampaikan kebaikan, menghindarkan masyarakat terkotak-kotak menjadikan politik identitas yang tentunya hal yang tidak baik dalam pilkada. Pilkada ini untuk mencari pemimpin Provinsi Kaltara bukan mencari pemimpin tertentu. Ini perlu disampaikan para tokoh ke masyarakat,” pintanya.
Pihaknya juga berharap para tokoh dapat menyampaikan ke masyarakat untuk datang ke TPS dan tidak perlu takut di tengah Covid-19 tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan. Dan yang terpenting suara jangan terbeli.
“Jangan mau suaranya dibeli. Suara kita ini luar biasa harganya dari pada sebongkah emas. Suara kita menentukan masa depan Kaltara. Kita harus memposisikan diri dalam pilkada menjadi pemilih cerdas. Melalui tokoh ini kita harapkan tersampaikan,” harapnya.
Ia menegaskan, pengaruh politik identitas sangat berbahaya dapat memeceh belah persatuan dan kesatuan di masyarakat. “Yang kita inginkan pemimpin yang cerdas. Siapapun itu harus membangun Kaltara. Politik identitas ini bahaya bisa memecah belah. Kita, Indonesia sudah ditakdirkan dilahirkan dengan berbagai agama, suku dan ras yang memang harus berdampingan. Maka, patut dan layak kita menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dengan menghilangkan dan memerangi politik identitas,” pungkasnya. (akz/eza)