Masa Pandemi Gunakan Kurikulum Darurat

- Sabtu, 21 November 2020 | 10:21 WIB
BELUM TATAP MUKA: Dampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Bulungan sebanyak 29.928 siswa harus belajar dari rumah. Tampak proses pembelajaran sebelum pandemi Covid-19./RADAR KALTARA
BELUM TATAP MUKA: Dampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Bulungan sebanyak 29.928 siswa harus belajar dari rumah. Tampak proses pembelajaran sebelum pandemi Covid-19./RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Pendidikan di masa pandemi Covid-19, Pemkab Bulungan menggerakan kelompok kerja guru (KKG) untuk melatih guru menggunakan kurikulum darurat. Hal itu disampaikan dalam rapat strategi Bulungan menjalankan pembelajaran di masa pendemi dengan kurikulum darurat, Jumat (20/11).

Bupati Bulungan, H. Sudjati menyampaikan, strategi pelatihan dan pendampingan dilakukan secara bertingkat. Kepala sekolah, pengawas, dan guru-guru terbaik dilatih sebagai fasilitator. Setelah itu, fasilitator melatih guru-guru lain di gugusnya masing-masing.

“Pelatihan ini diikuti dengan pendampingan yang intensif, sehingga guru mampu menggunakan kurikulum darurat, serta bisa melibatkan orang tua dalam pembelajaran,” kata Sudjati kepada Radar Kaltara, Jumat (20/11).

Pada tahap awal, pelatihan berbasis KKG melalui program rintisan. Desain ini dimaksudkan agar fasilitator dan guru mendapatkan pengalaman mendalam saat menggunakan kurikulum darurat. Pengalaman tersebut kemudian digunakan untuk memperbaiki kualitas pelatihan berbasis KKG. Hasil perbaikan ini yang digunakan untuk penyebarluasan ke banyak gugus lainnya.

“Strategi pelatihan berbasis KKG sudah kami uji cobakan sepanjang tahun 2017 sampai 2019 untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas awal. Hasilnya, berhasil memangkas waktu penuntasan kompetensi literasi dasar dari tiga tahun menjadi dua tahun,” ujarnya.

Pada tahun 2017, Bulungan dengan dukungan program inovasi mengembangkan program rintisan literasi kelas awal berbasis pelatihan KKG di tujuh SD yang berada di Kecamatan Tanjung Selor dan Tanjung Palas Timur. Setelah dua tahun, program rintisan ini mampu meningkatkan jumlah siswa yang lulus tes literasi dasar.

“Jika di Desember 2017 hanya 57 persen siswa yang mampu mengenali kata, suku kata, dan kata, maka jumlah itu meningkat menjadi 94 persen di November 2019,” ungkapnya.

Keberhasilan program rintisan ini kemudian disebarluaskan kepada 138 SD lain di 24 gugus dengan melibatkan 159 fasilitator baru, 262 guru, dan memberikan manfaat kepada 9.135 siswa. Pendekatan serupa digunakan selama pandemi Covid-19.

Pada tahap awal, Bulungan memulai program rintisan penggunaan kurikulum darurat di enam gugus. Program rintisan ini melibatkan 18 orang fasilitator, 30 sekolah, dan 262 orang guru. Dalam waktu singkat, pengalaman dari program rintisan ini akan disebarluaskan ke 115 SD yang lain. Pendekatan ini diharapkan memberikan manfaat langsung kepada 17.724 siswa SD di Bulungan.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Bulungan, H. Jamaluddin Saleh menyampaikan, tantangan pandemi di Bulungan di sektor pendidikan cukup berat. Karena letak geografis yang cukup luas, dua kali luas DKI Jakarta. “Belum semua daerah di Bulungan memenuhi sarana infrastruktur,” bebernya.

Pandemi Covid-19, sambung Jamaluddin, berdampak terhadap 147 PAUD, 144 SD dan 63 SMP se-Kabupaten Bulungan, karena sejak Maret 2020 ditutup sementara. Akibatnya, 29.928 siswa harus belajar dari rumah (BDR). “Data yang kami miliki ada 47 persen SD tidak memliki akses internet dan 31 SD tidak memiliki akses listrik,” ungkapnya.

Menyiasati hal tersebut, Disdikbud menggunakan kurikulum darurat. Karena kompetisi dasar lebih sedikit. Artinya, guru lebih leluasa mendesain metode, bahan ajaran dan siswa juga tidak terbebani meteri pelajaran yang berat. “Kompetisi dasar fokus pra syarat dan esensial. Artinya, fokus pada literasi, numerasi dan karakter,” bebernya.

Kebijakan Disdikbud saat ini lebih cepat memahami kurikulum darurat. Selanjutnya, mewajibkan seluruh satuan pendidikan SD dan SMP menggunakan kurikulum darurat, melakukan pelatihan berbasis kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

“Kami juga membuat SOP (standar operasional prosedur) pembelajaran di masa pandemi Covid-19 sebagai turunan dari kebijakan Kemendikbud, Gubernur dan Bupati,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X