Bocah Ini Derita Gizi Buruk, Komplikasi Penyakit Kulit

- Kamis, 19 November 2020 | 15:26 WIB
GIZI BURUK: Nur Cantika bersama ibunya di Mess Tanjung,  Jalan Tanjung, Nunukan Barat./RIKO ADITYA/RADAR NUNUKAN
GIZI BURUK: Nur Cantika bersama ibunya di Mess Tanjung, Jalan Tanjung, Nunukan Barat./RIKO ADITYA/RADAR NUNUKAN

NUNUKAN – Bayi dengan kelahiran di bawah batas normal saat dilahirkan, masih ditemukan di Nunukan. Termasuk bayi gizi buruk. Nur Cantika misalnya. Bayi berumur 4 bulan ini saat dilahirkan beratnya hanya 1 kilogram (kg).

Orang tua bayi, Nur Aisyah membenarkan berat anaknya saat lahir hanya 1 kg. Nur Cantika dilahirkan Aisya pada tanggal 12 Juli lalu. Saat ini, Nur Cantika sudah berumur 4 bulan, sementara berat badannya baru bertambah 1,2 kg, atau 2,2 kg.

Ironisnya, Nur Cantikan juga sedang mengalami penyakit kulit yang menggerogoti kepala dan tangannya. Rasa gatal tersebut diakui Aisyah terkadang mengganggu Nur Cantika. “Kalau sakit kulitnya ini baru muncul 1 bulan lalu, pertamanya hanya bintik-bintik, lama kelamaan seperti mengelupas kulitnya dan  anak saya seperti merasakan gatal,” ujar Aisyah, (18/11).

Penyakit kulitnya bahkan sudah ditanyakan Aisyah ke puskesmas. Warga yang tinggal di Mess Tanjung, Jalan Tanjung, Nunukan Barat disarankan berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit kulit. Sayangnya, saat ini Aisyah masih punya kendala tidak adanya kartu BPJS-Kesehatan yang mereka miliki. Terpaksa dirinya harus mengurus dokumen dahulu untuk membuat kartu BPJS.

“Jadi kami belum pernah periksakan lagi, karena kendala belum ada BPJS Kesehatan ini, sementara masih diurus BPJS kami,” ungkap Aisyah.

Menangani penyakit kulit Nur Cantika, Aisyah hanya menggunakan sabun bayi.  Belum pernah ada obat yang digunakan dirinya karena memang belum pernah diberikan obat.

“Memang kami harus ada BPJS-Kesehatan dulu, baru dirujuk ke rumah sakit,” tambah Aisyah. Aisyah sendiri hanya ibu rumah tangga yang tinggal bersama suaminya Eka Famri yang bekerja sebagai buruh pemanen rumput laut yang digaji hanya saat rumput laut sedang panen. Penghasilannya pun tidak tetap, namun sekali ada pekerjaan saat panen, Famri bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 1,5 juta. “Kalau tidak ada yang panen, tidak ada pendapatan, ya tunggu ada panen lagi,” ujar Famri.

Sementara itu,  Kepala Seksi (Kasi) Gizi Masyarakat Dinkes Nunukan, Slamet mengatakan, Dinkes Nunukan memang menangani sesuai dengan tata laksana gizi buruk melalui petugas di puskesmas daerah bayi dengan gizi buruk tersebut. Petugas puskesmas lebih paham bagaimana penanganannya jika ditemukan kasus.

“Jadi pasti sudah ditangani petugas puskesmas kita di daerahnya, mereka lebih paham menanganinya,” kata Slamet memastikan, ketika dikonfirmasi, (18/11).

Kasus gizi buruk di Nunukan memang banyak ditemukan beberapa bulan terakhir. Bulan Oktober lalu saja, pihaknya menangani 8 bayi dengan gizi buruk. Daerah Nunukan masih mendominasi angka bayi dengan gizi buruk, usia 0 – 5 tahun.

Dijelaskan Slamet, bayi dengan gizi buruk, punya dua penyebab langsung yakni faktor konsumsi dan infeksi. Jika melihat keadaan di Nunukan, faktor konsumsi disebutkan tidak akan menjadi faktor utama karena warga Nunukan disebut masih mampu memberikan konsumsi untuk ibu dan bayinya sendiri.

Biasanya,kata dia, kebanyakan dari masalah pola asuh dan prilaku. Kadang orang tua atau ibu bayi belum paham, misal sejak lahir bagaimana pemberian ASI secara ekslusif, kemudian pemberian makanan bayi belum cukup enam bulan, sudah diberi makanan selain ASI.

“Selain itu juga karena infeksi dari keadaan lingkungan dan pola hidup dan prilaku. Kalau ekonomi soal makanan, untuk  Nunukan saya sara masih mampu orang tuanya,” jelas Slamet.

“Jadi diharapkan orang tua yang punya bayi, memantau tumbuh kembang bayinya setiap bulan di posyandu. Dengan demikian kami juga bisa memantau tumbuh kembang anak mereka, siapa yang turun berat badannya, siapa yang naik berat badannya, siapa yang gizi kurang, jadi kami bisa cepat menanganinya,” tambah Slamet mengakhiri. Nur Cantika rutin imunisasi selama 4 bulan terakhir. (raw/ana)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X