Tiga narasumber, mulai dari Sandiaga Salahuddin Uno (sociopreneur), Andy F. Noya (jurnalis/host Kick Andy) dan Makroen Sanjaya (digital defender) memberi bekal kepada ratusan jurnalis akan sociopreneur, peran milenial era disrupsi 4.0 dalam Webinar Kalimantan Sulawesi (Kalsul) Series #11 SKK Migas – KKKS Kalsul, kemarin (11/11). Apa saja yang dibahas di dalamnya? Berikut liputannya.
RIKO ADITYA - AGUS DIAN ZAKARIA
SANDIAGA Salahuddin Uno, yang dikenal sebagai seorang pengusaha sekaligus entrepreneur menjadi narasumber pertama yang menyampaikan materinya. Materi itu ia namakan sociopreneur.
Sandiaga mengungkap jika pandemi membawa dampak luas. Namun, hal itu menyadarkan semua orang, bahwa tengah berada pada kondisi yang sama.
“Kita mulai mengurangi pengeluaran rumah tangga, kehilangan pekerjaan atau jam kerja berkurang, jadi kita harus mampu mengendalikan ambisi kita pada ekologi dan saling menguatkan ekosistem sosial. Kita harus saling merangkul di tengah pandemi,” ungkap Sandi.
Pandemi menjadi kesempatan untuk berbuat lebih baik, menyemai kebaikan untuk semua. Bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja. Sandi mengajak untuk mengurai masalah di lingkungan. Pada pandemi ini, permasalahan pada di sisi kesehatan. Bagaimana sektor ini, bisa membuka lapangan kerja. Sebaiknya manfaatkan dari sektor kebutuhannya seperti APD, masker handsanitizer. Bergerak di sektor tersebut, akan memberikan kontribusi di sektor kesehatan.
Sementara perusahaan besar melakukan efisiensi, dengan beradaptasi dan akhirnya keluar dengan terobosan. “Jadi saya ingin semua ikut menginspirasi, karena pasar kita besar dan luas dan jangan takut karena masing-masing punya bakat, dengan konsep ekonomi, akan membuka peluang bekerja secara multitasking. Itu harus kita ambil, jangan sampai diambil warga mancanegara, usahakan ekonomi mandiri Indonesia berkelanjutan,” harap Sandi.
Di sisi lain, Sandi berharap jurnalis juga bisa beradaptasi. Apalagi memiliki peluang mendapatkan informasi terkini.
Menurutnya, dalam dunia usaha modal finansial bukanlah hal yang utama dalam menjalankan usaha. Sehingga ia menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang tidak berani menjalankan impian karena disebabkan alasan modal.
"Orang pengecut selalu memberi alasan sementara orang yang mau maju selalu memberikan jawaban. Kalau kita berani bagaimana kita bisa melakukannya," tukasnya.
Menurutnya, terdapat banyak jenis bisnis yang tidak memerlukan modal. Mengingat saat ini siapa pun dapat memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya.
"Kita bisa jualan secara online. Sekarang lebih mudah, karena ada sistem open PO (pre order/pesan dulu). Jadi kita bisa menawarkan produk, tanpa harus menghadirkannya dulu. Jadi setelah ada pesanan, baru kita gunakan pembayarannya untuk membeli apa yang dibutuhkan," tuturnya.
Menurutnya, saat ini sektor ekonomi berada di tangan usaha kecil menengah (UKM) atau bisnis 4.0. Mengingat, sejauh ini banyak bisnis besar yang tidak mampu bertahan dari dampak Covid-19. Sehingga, di masa inilah momentum pelaku UKM dapat menunjukkan eksistensinya dalam menjaga perputaran ekonomi.
"Sekarang harapan besar terletak pada UKM. Dengan menghidupkan UKM maka dapat membuat pengaruh besar bagi perekonomian. Selain itu UKM dapat menyesuaikan kebutuhan pasar hari ini. Sehingga perubahan kebutuhan saat ini bisa dimanfaatkan UKM," jelasnya.