Ekonomi Diprediksi Membaik setelah Vaksinasi

- Sabtu, 24 Oktober 2020 | 13:04 WIB

TARAKAN – Perekonomian Indonesia sedang berada pada titik terbawah. Pemerintah pun melakukan penanganan dalam hal mengembalikan perekonomian. Diprediksi, perekonomian membaik setelah vaksinasi kasus kewaspadaan Covid-19 dilakukan ke depannya.

Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Raden Pardede mengatakan bahwa kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia telah terjadi sejak 2 Maret 2020. Peningkatan kasus Covid-19 berdampak pada perekonomian yang dikarenakan imbauan untuk tidak keluar rumah dan melakukan pembetasan sosial berskala besar (PSBB).

“Ini membuat produktivitas menurun. Daya beli menurun, bahkan pengangguran dan pekerja yang dirumahkan menjadi cukup banyak,” katanya dalam sebuah webinar, Jumat (23/10).

Secara simpel, Raden menjelaskan saat membandingkan satu negara dengan negara lain, masyarakat harus melihat ukuran populasi negara serta daratan dan kepulauan. Pemerintah dan Komite Penanganan Covid-19 tidak mencoba berkilah dari tanggung jawab.

Dampak Covid-19 terhadap ekonomi menyebabkan dunia mengalami resesi. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, tahun ini diperkirakan lebih dalam resesinya. Demikian juga jika dibandingkan dengan berbagai negara lain. Raden menjelaskan, resesi dapat terjadi jika dua kuartal berturut-turut negatif atau kontraksi tak terkecuali Indonesia.

“Bisa saja Indonesia mengalami kuartal ketiga. Akan tetapi sudah jauh lebih baik dari kuartal kedua karena kita mengalami kontraksi -5,3 persen sedang kuartal ketiga bisa mencapai minus hingga 0 persen. Bisa kita mengalami kontraksi tapi jauh lebih baik dari kuartal kedua,” jelasnya.

Ada dua strategi yang dilakukan pemerintah, yakni menyelamatkan hidup dan menyelamatkan mata pencaharian. Sehingga dalam hal ini prioritas utama yang harus dilakukan adalah mengurangi daya infeksi Covid-19 serta memperluas kapasitas testing pelacakan dan isolasi serta mencari pengobatan yang ampuh dan vaksin.

Selanjutnya yang penting dilakukan adalah memberikan bantuan sosial kepada rumah tangga yang terdampak Covid-19 terutama UMKM yang dilakukan secara masif. Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan penerapan lingkungan yang sehat. “Kedua hal ini dilakukan pemerintah dalam arti tanggung jawab kepada warganya, dan ini sudah dilakukan secara bersamaan,” jelasnya.

Raden menjelaskan kemungkinan naik turunnya Covid-19 bisa saja terjadi hingga vaksin ditemukan dan terdistribusi penuh. Saat ini Indonesia sedang mencapai titik terbawah yakni –0,5 persen di kuartal kedua dan di kuartal ketiga perlahan-lahan naik namun belum pulih. Sebab selama masyarakat Indonesia belum memiliki imun yang tinggi maka populasi masyarakat di Indonesia masih enggan untuk berpergian.

“Jadi memang prioritas kita sekarang sehat dulu. Kemudian pertengahan tahun depan, harapan kita dapat bekerja lebih banyak lagi. Jadi disitu program padat kerja bisa kita giatkan lebih intensif manakala kita sebagian sudah divaksinasi,” ujarnya.

“Sesudah itu barulah kita dapat bertumbuh dan melakukan transformasi,” sambungnya.

Adapula program sosial yang dalam hal ini BPJS menjadi salah satu pipa penanganan Covid-19. Dalam hal ini BPJS memberikan data kepada pemerintah agar pihaknya dapat menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sebab BPJS memiliki data tentang masyarakat membutuhkan yang disubsidi kesehatannya. “Ini semua memang layak mendapatkan bantuan dan kami dapat data itu dari BPJS. Tanpa data itu kami akan kesulitan,” katanya.

Dalam penyediaan basis data untuk rumah sakit dan faskes dalam melaksanakan klaim perawatan Covid-19, ini juga telah digunakan dan membantu arus kas rumah sakit. “Ini adalah peran BPJS dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh Kemenkes,” ujarnya.

Dalam melakukan penerapan 3M, dikatakan Raden peran BPJS melakukan mengalihkan pelayanan dari konvensional menjadi digital. Sehingga digitalisasi yang dilakukan BPJS sangat menolong sehingga mengurangi penularan. “Yang sangat penting kami bersama BPJS dan Kemenkes turut mendukung pelaksanan vaksinasi. Ini adalah pekerjaan paling massiv yang akan menentukan kami nantinya. Bahkan kami merencanakan agar BPJS dilibatkan dalam melakukan analisis dari data ini semua karena kebetulan BPJS sudah punya data yang bagus karena sudah mengelola, maka data vaksinasi ini akan dikombinasi sehingga sistem pegelolaan data ini bersma-sama dilakukan dengan BPJS,” katanya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X