BBM Satu Harga Bak Suar di Tengah Gelap

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 17:32 WIB
MIMPI YANG TERWUJUD: Proses pengisian BBM di pesawat Air Tractor AT-802 PK-PAY dari Tarakan menuju Krayan, Rabu (21/10). FOTO: YEDIDAH PAKONDO/RADAR TARAKAN
MIMPI YANG TERWUJUD: Proses pengisian BBM di pesawat Air Tractor AT-802 PK-PAY dari Tarakan menuju Krayan, Rabu (21/10). FOTO: YEDIDAH PAKONDO/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Peran Pertamina dirasakan sampai ke pelosok negeri. Perbatasan Kalimantan Utara tepatnya di Kabupaten Nunukan, Krayan menjadi saksinya. Bahan bakar minyak (BBM) satu harga menjadi ‘suar’ bagi ribuan jiwa itu sejak 2016 lalu.

Selama ini mereka bergantung pada Malaysia. Termasuk BBM. Josleber, seorang warga Krayan menceritakan bagaimana sebelum BBM satu harga yang menjadi program pemerintah menyentuh Krayan. Untuk mendapatkan pasokan BBM, masyarakat Krayan harus menempuh 6 jam perjalanan darat dan melalui hutan lindung dengan akses perjalanan yang cukup berbahaya.

“Dulu kami harus bayar harga BBM Rp 50 ribu satu liter. Belum lagi kami menempuh perjalanan via darat yang sangat jauh, karena setengah hari perjalanan,” kenang pria berusia 40 tahun ini, Rabu 21 Oktober 2020 lalu.

Hanya untuk membeli BBM, masyarakat Krayan harus berangkat lebih pagi ke Malaysia. Tak hanya itu, bahan bakar yang mereka gunakan juga harus sesuai agar tidak menemui kendala saat berada di perjalanan.

“Bekal makanan dan minuman selalu kami sediakan dari kampung. Terus ada juga bensin cadangan biasa kami bawa. Jadi pergi bawa bensin, pulang juga bawa bensin biar mobil tidak kehabisan bensin saat di perjalanan. Kami juga harus memastikan kendaraan yang kami gunakan aman, serta membawa dongkrak dan ban ganti jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran ban mobil,” ungkap Josleber.

Bosan dengan kehidupan yang demikian, akhirnya pada tahun 2015 Lembaga Adat Krayan dan tokoh-tokoh masyarakat berinisiatif berangkat ke Jakarta hanya untuk meminta agar BBM yang dikelola negara bisa dirasakan masyarakat perbatasan.

“Kami sepakat untuk bertemu dengan pihak Pertamina lebih dulu. Kemudian kami diminta untuk bertemu dengan Kementerian Keuangan, Bea Cukai dan instansi terkait yang dapat menjawab persoalan kami ini,” kata Josleber.

Upaya itu membuahkan hasil, hingga akhirnya keluh kesah warga dijawab pemerintah. Melalui penerbangan pesawat Air Tractor AT-802 PK-PAY akhirnya pasokan BBM dapat dirasakan masyarakat Krayan. Untungnya lagi, harga BBM yang ada di Krayan sama dengan BBM yang berlaku di kota-kota besar di Indonesia.

“Sekarang, kami sudah punya dua SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) yang ditempatkan di Krayan Induk dan Krayan Selatan. Akses ke Malaysia juga sudah ditutup sehingga tidak ada lagi sumber BBM lain bagi kami, kecuali dari Pertamina,” ucapnya.

Rasa ketergantungan masyarakat Krayan terhadap BBM satu harga ini, dibuktikan saat adanya permasalahan armada pengangkutan BBM yang melayani Papua dan Krayan. Saat itu armada di Papua mengalami trouble sehingga proses pengiriman BBM ke Krayan pun turut terhambat. Pesawat yang biasa digunakan di Krayan dialihkan sementara ke Papua. Bersamaan dengan hal tersebut, Lembaga Adat Krayan mengirim permohonan kembali kepada Pertamina agar proses pendistribusian BBM dapat kembali dilakukan. Hingga akhirnya pada Juni 2020 lalu, pendistribusian BBM ke Krayan kembali berjalan normal sehingga mampu memenuhi kebutuhan harian masyarakat.

“Dalam satu hari bisa dua kali flight (penerbangan), satu flight untuk yang di Krayan Induk dan satunya untuk Krayan Selatan. Ada dua jenis pengiriman BBM yakni premium dan biosolar,” tuturnya.

Agar pendistribusian BBM kepada masyarakat Krayan dapat dirasakan secara merata, pihaknya kemudian meminta bantuan kepada pihak kecamatan agar bisa menerbitkan kartu kendali yang di dalamnya tercantum tentang batasan kebutuhan BBM masyarakat per hari.

“Kartu kendali itu peruntukannya untuk nontransportasi. Tapi kalau transportasi tetap dilayani dengan jumlah yang banyak dari kartu kendali,” jelasnya.

Penggunaan kartu kendali di Krayan diberlakukan sebab warga khawatir jika tidak dikontrol, penggunaan BBM tidak akan mencukupi kebutuhan masyarakat. Apalagi saat ini transportasi di Krayan kian meningkat.

Halaman:

Editor: kalpos123-Azward Kaltara

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X