Soal Patok Hilang Ditangani Pemerintah Pusat

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 14:24 WIB
PATROLI PATOK: Personel Satgas Pamtas Yonif 623/BWU saat melakukan operasi patok di sejumlah kecamatan di Nunukan./SATGAS PAMTAS UNTUK RADAR TARAKAN
PATROLI PATOK: Personel Satgas Pamtas Yonif 623/BWU saat melakukan operasi patok di sejumlah kecamatan di Nunukan./SATGAS PAMTAS UNTUK RADAR TARAKAN

TANJUNG SELOR – Hasil pemeriksaan patok perbatasan yang dilakukan Satgas Pamtas Yonif 623/Bhakti Wira Utama (BWU) menemukan sejumlah patok hilang, miring, roboh dan tenggelam yang dikarenakan faktor alam. Hasil temuan Satgas Pamtas Yonif 623/BWU yang bertugas di Nunukan ini akan ditindak lanjuti pemerintah pusat.

Komandan Korem (Danrem) 092/Maharajalila, Brigjen TNI Suratno menyampaikan, temuan personel satgas yang melakukan pemeriksaan patok perbatasan menjadi catatan akan ditindaklanjuti. Dan yang memiliki wewenang yakni pemerintah pusat. Sebab, persoalan patok-patok perbatasan merupakan persoalan antarnegara.

“Untuk persoalan itu (patok perbatasan, Red) yang ditemukan bergeser hingga hilang kewenangan menindaklanjuti di pusat. Karena untuk patok yang telah ditentukan titik koordinatnya melibatkan antar negara,” ucap Danrem 092/Maharajalila, Brigjen TNI Suratno, kepada Radar Kaltara, Kamis (22/10).

-

Danrem 092/Maharajalila, Brigjen TNI Suratno./RADAR KALTARA

Dijelaskan, personel satgas yang ditempatkan di wilayah perbatasan bertugas menjaga perbatasan dan melakukan patroli perbatasan yang biasanya dilakukan bersama aparat Malaysia. Sehingga jika ditemukan ada yang bergeser, miring hingga hilang disampaikan ke Mabes TNI.

“Yang menindaklanjuti di pusat. Karena patroli yang dilakukan untuk memastikan titik-titik patok tetap pada koordinatnya. Kemudian, bertugas melakukan pengamanan di perbatasan. Jika ditemukan ada yang hilang dan bergeser kita laporkan ke pimpinan,” tambahnya.

Ia menegaskan, jika patok yang ditemukan bergeser ke wilayah Indonesia atau sebaliknya akan ditempatkan sesuai dengan titik koordinat yang telah disepakati antar kedua negara. Sebab, perjanjian kesepakatan batas wilayah antar negara sudah ada.

Pemeriksaan patok perbatasan ini dilakukan setiap tahun. Tujuannya, memastikan patok perbatasan tetap pada titik koordinat. “Personel melakukan pengecekan. Karena untuk memastikan patok tetap pada titik koordinatnya,” bebernya.

Ia menegaskan, keberadaan satgas di Nunukan selain melakukan patroli patok juga menjaga wilayah agar tindak kejahatan tidak terjadi. Misalnya, pelaku penyelundupan orang dan barang yang masuk ke Indonesia secara ilegal.

“Penyelundupan narkoba atau perdagangan orang ke Malaysia. Seperti yang diamankan satgas baru-baru ini sabu dalam jumlah yang banyak melalui Sebatik,” tuturnya.

Sebelumnya, Komandan Satgas Pamtas Yonif 623/WBU, Letkol Inf Yordania melalui Pasi Ops Satgas Pamtas Pamtas Yonif 623/WBU, Kapten Hengki Saputra mengungkapkan, setidaknya ada 173 patok yang diduga hilang karena faktor alam.

Dengan rincian, wilayah Kecamatan Sebatik, Seimenggaris, Lumbis, Sebuku dan Krayan, ditemukan 85 patok yang rusak dan 96 patok yang telah tenggelam. Selain itu, juga ditemukan 124 patok dalam keadaan miring, 69 patok roboh, 24 potok rusak tertimpa pohon, 13 patok patah.

“Ya, jadi patok ini hilang karena perubahan atau kerusakan alam bukan karena human error. Sebagian potok berada di lereng-lereng dan ketinggian, ketika tanah bergeser karena longsor, kita menduga patok ikut hilang dan tertimbun,” bebernya. (akz/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X