BPBD Identifikasi Daerah Rawan Bencana

- Senin, 19 Oktober 2020 | 15:56 WIB
WASPADA BENCANA: Debit air di hulu Sungai Kayan dipantau seiring masih tingginya potensi hujan di wilayah Kaltara./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA
WASPADA BENCANA: Debit air di hulu Sungai Kayan dipantau seiring masih tingginya potensi hujan di wilayah Kaltara./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Curah hujan di wilayah Kaltara, khususnya Kabupaten Bulungan dalam beberapa bulan ke depan diprediksi masih cukup tinggi. Menghadapi ancaman bencana banjir dan tanah longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan akan mengidentifikasi daerah rawan bencana.

Kepala BPBD Bulungan, Ali Fatokah menyampaikan, saat ini pemantauan debit air masih terus dilakukan sesuai arahan dari BMKG dan hal ini juga sudah disampaikan ke pimpinan dalam hal ini Bupati Bulungan bahwa sekarang siap siaga menghadapi ancaman bencana banjir dan tanah longsor.

“Beberapa bulan ke depan curah hujan diprediksi akan masih terjadi hujan ringan hingga sedang,” kata Ali kepada Radar Kaltara, Minggu (18/10).

Untuk mengantisipasi bencana banjir, pihaknya akan melakukan penelusuran sungai untuk mencari informasi debit air di wilayah hulu Sungai Kayan tepatnya di perairan Desa Long Bia, Kecamatan Peso. “Sebetulnya hulu Sungai Kayan itu ada di Desa Pujungan-Desa Long Alango, Kabupaten Malinau,” ujarnya.

Tapi sudah sudah ada petugas yang memantau debit air dan tingkat curah hujan. Sungai di dua desa ini mengalir ke Sungai Bahau dan pertemuannya di hulu peso. “Air yang masuk ke Tanjung Selor itu dari hulu semua,” jelasnya.

Untuk saat ini berdasarkan hasil pemantauan, debit air di hulu Sungai Kayan masih dalam level normal. “Debit air memang sempat naik. Tapi masih normal,” ungkapnya.

Selain banjir, pihaknya juga mengantisipasi bencana tanah longsor. Meskipun di Bulungan tidak banyak gunung, namun potensi tanah longsor itu tetap ada. Potensi itu tersebar di beberapa titik, seperti  jalan poros Tanjung Selor-Berau, Tanjung Selor-KTT. “Itu di jalan provinsi. Di jalan kabupaten juga ada beberapa titik yang berpotensi terjadi tanah longsor,” bebernya.

Adapun jalan kabupaten yang berpotensi terjadi tanah longsor adalah ruas jalan Gunung Seriang-Baratan dan Salimbatu-Silvarahayu. “Kami akan terus lakukan pemantauan titik rawan longsor ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Kelas III Tanjung Harapan, Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, untuk beberapa hari ke depan hingga 22 Oktober hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kaltara. Kemudian untuk puncak fenomena La Nina di wilayah Kaltara diperkirakan terjadi Desember-Januari 2021. “Masyarakat diminta untuk tetap waspada dampak potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” imbaunya. (*/jai/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X