Banjir Rob, Pasang Ditambah Gelombang

- Senin, 19 Oktober 2020 | 13:59 WIB
IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Pasang air laut hingga menyebabkan banjir terjadi di Kota Tarakan pada Sabtu (17/10) dan Minggu (18/10) malam hingga menenggelamkan sejumlah kawasan.

Bagi warga yang tinggal di daerah pesisir fenomena terjadinya banjir rob (genangan air laut di daratan) sudah bukan hal baru lagi.

Ketua RT 3, Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan Tengah, Abdul Mutalib mengatakan, warga yang tinggal di lingkungan RT 3 sudah sering melihat fenomena tersebut. “Setiap tahun pasti ada fenomena ini, jadi warga sudah anggap biasa saja, biasanya memang mendekati bulan-bulan akhir tahun fenomena ini baru muncul,” ungkapnya, Minggu (18/10).

Adapun dirinya sudah menyampaikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada, terutama tetap menjaga anak-anaknya ketika berada di luar rumah untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. “Paling saya memberikan imbauan waspada, warga saya yang sebagian bekerja sebagai nelayan dan petambak sudah mengetahui peristiwa ini dan sudah mengantisipasinya,” ujarnya.

Adapun ketinggian air pada Sabtu (17/10) di sekitar wilayaah RT 3 tidak sampai merendam jalan ataupun rumah yanga di lingkungan RT 3. “Tadi malam tidak sampai merendam jembatan sama rumah, tapi jaraknya hanya sekitar 10 cm saja dari jembatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 16, Kelurahan Selumit Pantai, Nurdiana mengatakan, pada peristiwa Sabtu (17/10) air merendam jembatan yang ada di sekitar wilayah RT 16, hal tersebut tentunya membuat aktifitas kegiatan di RT tersebut terganggu. “Jadi kalau mau melintas tadi malam tidak bisa pakai motor, harus jalan kaki,” ujarnya.

Terpisah, salah satu warga RT 11, Kelurahan Selumit Pantai, Apriani mengatakan, banjir rob yang terjadi pada hari Sabtu dirinya nilai cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan sudah memasuki jalanan. “Iya tadi malam (Sabtu) airnya sudah masuk, mungkin nanti malam lebih tinggi lagi,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan fenomena banjir rob sudah terjadi setiap tahun, namun biasanya tidak sampai di jalan depan rumahnya. “Iya biasa hanya sampai di jalan rumah tetangga saja, tapi tadi malam sudah sampai di depan rumah,” pungkasnya.

 

BMKG

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) Tarakan sebagai hal yang lumrah bahkan sudah pernah terjadi sebelumnya di Tarakan.

Kepada Radar Tarakan, Prakirawan Cuaca BMKG Tarakan, Toto mengatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh edar bulan, yakni perputaran bulan yang mengelilingi bumi.

“Bulan itu memiliki gravitasi, saat terjadi gravitasi bulan besar membuat permukaan air laut menjadi tinggi,” jelasnya, kemarin (18/10).

Pada saat terjadi pasang, bumi berada di antara matahari dan bulan sehingga membuat bulan menjadi tidak terlihat. Berdasarkan informasi yang diterima BMKG dari Pushidrosal, menjelaskan bahwa tinggi pasang air laut pada Sabtu (17/10) mencapai 3,5 meter sedang tepat di hari Minggu (18/10) mencapai 3,5 meter.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X