Lanjutnya, pada minggu kedua bulan Oktober 2020, di Tarakan kelebihan stok ayam ras. Kebutuhan daging ayam ras di Tarakan baru 78 ton, sementara produksi 350 ton ditambah stok yang ada 60 ton atau total 410 ton artinya kelebihan sekitar 320 ton.
“Kita kelebihan segini (320 ton) mungkin ke depan kita akan kurangi jumlah produksi atau bahkan peternak jangan memelihara ayam dulu sampai kondisi stabil,” ungkapnya.
Kondisi ini bukan hanya terjadi di Tarakan, namun terjadi di beberapa daerah di Indonesia. “Kita ada beberapa langkah antisipasi, pertama kurangi produksi, tidak menambah stok dari luar, dan ketiga jika ada coldstorage dapat dibekukan (daging ayam) disitu,” tuturnya.
Tambahnya, Kondisi ini dikarenakan daya beli masyarakat menurun bukan karena bertambahnya peternak ayam di Tarakan. “Dampai saat ini jumlah peternak di Tarakan sebanyak 350 dan rata-rata peternak mampu memproduksi ayam ras sekitar 1.000-1.500 per kandang. Nantinya, Jika ada pasar tentu akan kami kirim, sementara untuk daging ayam beku sampai saat ini tidak yang masuk ke Tarakan dari luar daerah,” tutupnya. (agg/lim)