Cerita ‘Pahit-Manis’ Tantangan Jurnalis di Lapangan (2-habis)

- Sabtu, 10 Oktober 2020 | 16:20 WIB
BERISTIRAHAT: Arif Rusman, salah satu korban jurnalis yang jatuh saat peliputan demo. Terlihat tangan sebelah kirinya masih membengkak./LISAWAN/RADAR TARAKAN
BERISTIRAHAT: Arif Rusman, salah satu korban jurnalis yang jatuh saat peliputan demo. Terlihat tangan sebelah kirinya masih membengkak./LISAWAN/RADAR TARAKAN

Kritik berdatangan dari aliansi mahasiswa di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (7/10) kemarin. Aksi demonstrasi ini perihal UU Omnibus Law Cipta Kerja, kebijakan yang masih hangat diperdebatkan hingga sekarang ini. Hari di mana Arif Rusman, jurnalis Tarakan Televisi (TTV), salah satu jurnalis media telivisi lokal yang mengalami insiden saat peliputan aksi ini.

LISAWAN YOSEPH LOBO 

SAAT ditemui Radar Tarakan, di kediamannya yang beralamatkan di Mamburungan, Tarakan Timur, Arif Rusman baru pulang berobat dari puskesmas. Keadaannya mulai membaik, tapi masih ‘dibekali’ kepingan obat yang harus diminum.

Tangan kirinya juga masih agak bengkak. Belum bisa digerakkan dengan leluasa. Untungnya memar di jidat sebelah kirinya sudah hilang. Tapi beberapa luka lecet masih tergores di kaki dan tangannya. Akibat insiden ini, terpaksa ia tidak bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Sejak 2015 berprofesi sebagai jurnalis, ini kali pertamanya ia mengalami insiden dalam peliputan. Paham betul resiko dari pekerjaannya ini. Tapi ia juga tidak membayangkan celaka saat peliputan. Apalagi peliputan demo, bukan kali pertamanya. Bahkan meliput demo yang rusuh, juga sudah pernah dilaluinya.

Ya, wartawan harus peka terhadap isu yang berembus, hal yang ramai diperbincangkan. Paling tahu bagian paling ‘rahasia’ yang harus digali untuk mendapatkan informasi berharga. Didukung pula angle foto maupun visual, yang bisa menceritakan suasana kala itu. Bahkan mesti meracik bahan menjadi tulisan yang berkesan tapi sarat pesan.

Proses inilah yang dilakukan Arif saat peliputan aksi demonstrasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan, tiga hari lalu.

Menaiki pagar, agar bisa berada di posisi tertinggi dari para demonstrasi yang sudah ‘kebakaran jenggot’. Dari ketinggian pagar yang hampir tiga meter ini, juga pas untuk ia mengambil visual.

Padahal kalau mengikuti fobianya, ia termasuk orang yang takut ketinggian. Tapi rasa takutnya tidak lagi dihiraukannya, saat melihat semangat para demonstrasi yang sudah membara. Ia tidak ingin ketinggalan momen ini.

“Mereka (massa) datang ke DPRD langsung ada aksi dorong pagar. Insting jurnalis cari angle terbaik. Kalau di belakang, kami tidak lihat aksi itu. Maka kami naik ke atas pagar, dari atas lebih jelas. Sebenarnya saya orang yang takut ketinggian, tapi karena kondisinya seperti itu, cari momen,” tuturnya mengawali cerita.

Seingatnya di atas pagar itu ada sekitar empat orang. Tapi, selain dia, ada dua rekannya yang juga berdiri di atas pagar itu. Tepat di belakangnya, Ifransyah fotografer Radar Tarakan, ada juga Septian wartawan Harian Rakyat Kaltara.

Semakin agresifnya massa ini, akhirnya water cannon dikerahkan kepolisian. Masih sempat mengambil visual, menggunakan handphone-nya. Handycam juga masih dipegangnya. Tapi melihat gerak-gerik meriam air ini, dia sudah bisa ‘membaca’ akan ditembakkan ke arah di mana ia dan rekan sejawatnya berdiri.

Benar saja. Belum sempat menghindar, meriam air ini sudah mendorongnya hingga jatuh terpelanting. Bruukk. Jidat sebelah kirinya terbentur pinggir semenisasi. Pandangan matanya berkunang-kunang.

“Sebenarnya sudah mau turun, tapi ada teman-teman yang di belakang juga turun. Yang saya tahu di atas ada Riko juga, Septian tapi sempat turun. Ada lagi satu orang di depan saya, kurang tahu dari mana karena pegang kamera juga. Belum sempat kami turun, water cannon-nya diarahkan ke kami akhirnya saya dan fotografer Radar Tarakan (Ifransyah) langsung jatuh,” beber jurnalis yang juga merupakan kontributor TVRI ini.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X