PROKAL.CO,
MALINAU - Tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik, tapi tanggung jawab kepada agama tentu juga harus dijalankan dengan baik. Nah, dalam pelaksanaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 Wilayah Perbatasan (Wiltas) Komando Distrik Militer (Kodim) 0910 Malinau semua dapat terlaksana dengan baik.
Seperti diketahui, pelaksanaan TMMD ke-109 banyak program yang dijalankan, yaitu pengerjaan sasaran fisik dan ada juga berupa non fisik. Kegiatan TMMD juga bisa membentuk mental yang mandiri, terciptanya rasa kebersamaan melalui gotong-royong dan bahkan sampai toleransi umat yang berbeda agama pun terbingkai.
Hal tersebut terbukti saat para Satgas TMMD ingin melaksanakan ibadah salat lima waktu di tempat orang tua asuhnya yang berbeda agama. Orang tua asuh yang bernama Mariana (50), warga Desa Long Loreh, Kecamatan Malinau Selatan menyediakan tempat dan melayani keperluan anak asuhnya untuk beribadah. Ia sangat menghormati dengan rasa toleransi yang tinggi.
“Untuk kepentingan bangsa dan negara serta desa kami khususnya, ini sudah menjadi kewajiban saya saling membantu dengan tetap mengedepankan toleransi. Saya bangga bisa membantu dan terima kasih juga desa kami dibantu dengan adanya TMMD ini,” ucap Mariana.
Melalui TMMD Ke-109 rasa toleransi berbeda agama terbangun dan dengan terbangunnya toleransi tersebut dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda tanpa memandang suku, ras, agama dan antar golongan di daerah tersebut.
“Alhamdulillah orang tua asuh sangat membantu kita. Jadi tidak hanya membantu soal makanan dan tempat tinggal, untuk beribadah pun kami difasilitasi,” ungkap Kelasi Satu Aris, Satgas TMMD ke-109 Wiltas Kodim 0910 Malinau.