Tetap Waspada Bahaya Laten Komunis

- Jumat, 2 Oktober 2020 | 12:16 WIB
DIPERINGATI: Plt. Bupati Malinau Topan Amrullah bersama Forkopimda Kabupaten Malinau mengikuti upacara secara virtual Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10) di ruang Laga Feratu, Kantor Bupati Malinau./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN
DIPERINGATI: Plt. Bupati Malinau Topan Amrullah bersama Forkopimda Kabupaten Malinau mengikuti upacara secara virtual Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10) di ruang Laga Feratu, Kantor Bupati Malinau./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

MALINAU – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober menjadi salah satu cara untuk kilas balik peristiwa sejarah yang kelam terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atas rongrongan bahaya laten komunis.

Terkait itu, Plt, Bupati Malinau Dr. Topan Amrullah, S.Pd, M.Si usai mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila secara virtual yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Ir. H. Joko Widodo dari Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakata Timur, mengatakan bahwa upacara dilakukan untuk mengingat lagi peristiwa G30S/PKI di mana dalam peristiwa tersebut ada upaya merongrong dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

“Dengan adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini sebagai upaya menyegarkan dan mengingatkan kembali bahwa negara kita pernah mengalami satu peristiwa yang sangat menyedihkan bahwa di negara kita ada upaya-upaya untuk merong-rong negara ini dan mengganti ideologi negara,” ujar Topan Amrullah, Kamis (1/10).

Menurutnya itulah makna dari pelaksanaan upacara Hari Kesaktian Pancasila dan walaupun dalam situasi pandemi Covid-19 tetap dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan dengan salah satu caranya mengikuti upacara secara virtual.

Dikatakan Plt. Bupati Malinau, untuk memberikan pemahaman dan mengedukasi sejarah terkait peristiwa kelam tersebut khususnya untuk generasi muda di mana belakangan ini gencar disebarkan lewat media sosial untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan menonton atau pun menyaksikan kilas balik sejarah peristiwa G30S/PKI. Baik di media televisi yang mana ada beberapa stasiun televisi swasta dan juga milik pemerintah serta lewat media-media sosial banyak diputar ulang film tentang pengkhianatan G30S/PKI.

Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat, khususnya generasi muda agar jangan melupakan sejarah kelam bangsa dan tetapi juga jangan tenggelam dengan peristiwa sejarah yang kelam itu. “Justru sejarah kelam itu menjadi kilas balik buat kita generasi sekarang dan generasi ke depan bahwa negara pernah mengalami peristiwa ini dan bahaya laten komunis itu tetap ada sampai kapanpun. Mereka cuman mengubah pola dan bentuknya dan kita harus tetap waspada,” katanya.

Topan berharap kepada generasi muda agar menanamkan dalam diri tiap generasi muda bahwa ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila dan Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan Pancasila. “Dan yang paling mendasar lagi tiap manusia Indonesia, karena ini ideologi negara ya harus hafal Pancasila dan mengamalkannya,” pungkasnya. (ags/fly)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X