Memberi Takkan Membuatmu Miskin

- Rabu, 30 September 2020 | 11:01 WIB

Dibesarkan dari latar belakang keluarga pendidik, memupuk moral Norhayati Andris menjadi pribadi yang suka memberi. Meski hidup serba kekurangan, didikan sang ayah membekas di sanubari Norhayati hingga terpatri di dalam jiwa, “memberi, takkan membuatmu miskin”.

YEDIDAH PAKONDO

DULU, tak pernah sedikit pun terbesit dalam diri Norhayati Andris akan sesukses hari ini. Bahkan untuk berangkat menuju Ibu Kota Negara, Jakarta saja masih mustahil baginya. Wajar, Norhayati bukanlah seorang perempuan yang dibesarkan dari keluarga berada.

“Ketika muda, saya bercita-cita menjadi seorang polwan (polisi wanita). Bahkan ke Jakarta saja saya anggap hanya impian belaka, apalagi bermimpi menjadi seorang politisi,” ungkap Norhayati Andris, Minggu (27/9) malam.

Pekerjaan sang ayah yang hanya sebagai tenaga pendidik di sebuah sekolah dasar di di Desa Long Telenjau, Peso Hilir, Kabupaten Bulungan. Norhayati menjalani hidup yang serba pas-pasan, bahkan sering kekurangan. “Dulu, ayah saya suka sekali memberi. Pokoknya apa pun itu beliau suka memberikan ke tetangga dan warga yang kurang mampu, meskipun kami sendiri tak sepunya itu,” kenang politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Masih jelas dalam ingatan Norhayati ketika sang ayah selesai memanen sayur dan padi di ladang. Saking bahagianya, Norhayati berencana untuk memasak lauk yang enak bagi keluarganya. Namun, setibanya di dapur, Norhayati bingung karena hasil panen sang ayah menghilang.

“Jadi saya tanya, kenapa bisa enggak ada sayurnya pak? Terus bapak saya bilang sudah saya berikan ke si A, si B, si C. Jadi mau bagaimana lagi? Itu sudah biasa terjadi, bahkan kami terkadang kekurangan karena itu,” tutur wanita yang saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara ini.

Tak hanya itu, usai menerima gaji sang ayah seperti biasa segera bertandang ke Tanjung Selor untuk berbelanja bulanan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Namun, setelah pulang, ayah Norhayati justru membagi-bagikan belanjanya ke masyarakat kurang mampu. “Sebenarnya itu untuk bekal kami selama satu bulan. Tapi karena banyak orang menunggu kepulangan bapak saya, maka hasil belanjaan itu dibagi-bagikan. Tapi dengan ikhlas bapak saya membagikan hasil belanjanya meski kami juga terbatas. Sehingga kadang kami kekurangan dalam satu bulan,” katanya.

Beranjak dari kehidupan sederhana, sang ayah banyak mengajarkan tentang moral yang baik seperti hidup rukun, suka memberi dan berbuat baik terhadap orang banyak. Dari sanalah, Norhayati menanamkan dalam dirinya tentang hidup yang tak hanya untuk diri sendiri. Melainkan untuk masyarakat banyak yang membutuhkan. “Modal hidup adalah banyak teman. Walaupun tidak pintar, tapi saya punya banyak teman,” bebernya.

Tanaman moral dari sang ayah untuk terus memberi, perlahan-lahan dirasakan Norhayati. Sejak memilih untuk tergabung dalam dunia politik, Norhayati mendapat restu dari orang tua untuk ikut dalam penjaringan legislatif Tana Tidung pada 2007. Atas restu orang tua, Norhayati berhasil menjadi perwakilan legislatif di Tana Tidung selama dua periode, kemudian melanjutkan karier politiknya di DPRD Kaltara dan dipercayakan menjadi ketua Komisi I DPRD Kaltara pada 2014-2019 dan kini menjabat sebagai ketua DPRD Kaltara 2019-2024. Ia merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPRD Kaltara.

Keinginan Norhayati maju tergabung di legislatif dikarenakan dirinya yang menginginkan pemerataan di kalangan masyarakat. Tak hanya dari keluarga pejabat namun juga masyarakat kalangan bawah dapat merasakan pelayanan negara.

Selama menjabat sebagai anggota legislatif, Norhayati melihat kehidupan masyarakat perbatasan yang sulit. Namun, sampai saat ini perbatasan Indonesia di Kaltara masih terbilang baik karena perjuangan masyarakat perbatasan. “Saya sudah berjalan di setiap sudut perbatasan Kaltara, seperti Lumbis Ogong, dan sebagainya. Bahkan sudah menancapkan lambing garuda di perbatasan di Lumbis Ogong sehingga masyarakat yang lalu lalang lewat sungai ke Malaysia ketika pulang sudah melihat gambar garuda,” tuturnya.

Kisah perjalanan hidup Norhayati ini ditulis oleh Masri. Sebenarnya, Norhayati tak mengenal sosok Masri secara langsung. Masri tertarik untuk membuat buku perjalanan hidup Norhayati yang bukan dibesarkan dari keluarga pejabat, namun mampu menjadi nomor satu di legislatif Kaltara.

“Saya harus membagi kisah hidup saya yang lahir di tengah-tengah keluarga tidak mampu ini ke masyarakat. Untuk keluarga yang tidak mampu, jangan putus asa. Tuhan tidak melihat kita lahir di mana, sekecil apa pun yang kita berikan itu Tuhan perhitungkan. Yang saya rasakan saat ini, karena orang tua saya sudah menanam kebaikan sedari dulu,” tuturnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X