Melihat Aktivitas Warga Binaan Lapas Kelas II-A Tarakan (3-habis)

- Senin, 28 September 2020 | 13:03 WIB
KOPI BUI: Sofyan (kanan) dan Mulyadi (kiri) sedang menyeduh kopi dari penjara./LISAWAN/RADAR TARAKAN
KOPI BUI: Sofyan (kanan) dan Mulyadi (kiri) sedang menyeduh kopi dari penjara./LISAWAN/RADAR TARAKAN

Pernah berbuat kesalahan fatal di masa lalu, bukan berarti akhir dari segalanya. Begitulah yang dirasakan Sofyan, salah seorang warga binaan. Tekad kuat untuk berubah menjadi lebih baik lagi, menjadi tujuan utama dalam menatap masa depan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Tarakan. 

LISAWAN YOSEPH LOBO

SOFYAN, satu dari empat barista andalan Lapas Kelas II-A Tarakan. Warga binaan yang berusia 21 tahun ini, diberdayakan dengan keterampilan menyeduh kopi, minuman yang tengah digandrungi anak milenial sejak dua tahun belakangan ini.

Setelah mengikuti pelatihan dan mengenal dunia perkopian sekitar November 2019 lalu, Sofyan bisa meracik kopi hangat dari penjara. Metodenya sama seperti seduhan kopi-kopi di kafe kekinian. Ada vietnam drip, french press, yang tidak kalah nikmatnya dengan racikan barista di ‘luar sana’.

Dia pun tidak pernah menyangka bisa menyeduhkan kopi untuk orang-orang penting. Termasuk Kepala Lapas Kelas II-A Tarakan, sejak zamannya R.B Danang Yudiawan, hingga Kalapas saat ini, Yosep Yambise.

“Bangga sih bisa buatkan kopi, apalagi kalau ada tamu-tamu pentingnya bapak (Kalapas),” akunya sambil tersenyum malu, pekan lalu.

Dari pelatihan yang diperolehnya, ada keinginannya untuk memulai usaha sendiri saat bebas dari bui. Ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sudah pasti menjadi dambaan setiap orang. Selain itu, saat kembali berbaur di lingkungan masyarakat, harapannya bisa memiliki gerai kopi mandiri.

“Insyaallah kalau sudah keluar dari sini, mau cari modal untuk buka usaha sendiri. Ada keinginan untuk buka usaha,” harapnya.

Selain andal meracik bubuk kopi, siapa sangka Sofyan termasuk warga binaan yang multitalenta. Sofyan memiliki vokal merdu, yang mengantarnya mendapatkan predikat Lapas Idol 2020.

Dengan predikat itu, sejak Agustus, Sofyan dipercayakan menghibur dan menjadi bintang tamu setiap ada acara di Lapas Kelas II-A Tarakan.

Pengelola Bimbingan Kemandirian Lapas Kelas II-A Tarakan, Muhamad Fauzan Rizki mengatakan barista-barista ini sudah memiliki sertifikat pelatihan menyeduh kopi.

Dengan harapan, nantinya sertifikat ini dapat digunakan untuk mencari pekerjaan di kafe atau restoran, maupun membuka usaha mandiri. “Mereka sudah terampil dan memiliki sertifikat dari The Uncle Coffee. Kita ada empat barista, yang piketnya selang seling. Sehari ada dua orang yang bertugas,” jelasnya.

Selain membuat kopi, warga binaan ini juga diajarkan dasar pembukuan. Agar ke depan lebih siap saat harapan ingin memiliki usaha mandiri dapat tercapai. “Kami me­-manage juga bagaimana mereka mencatat pengeluaran, penghasilan sehingga mereka benar-benar siap mandiri ketika bebas dari sini,” tutupnya. (***/lim)

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X