Adri Berpeluang Jabat Rektor UBT Dua Periode

- Sabtu, 19 September 2020 | 12:38 WIB
Prof. Dr. Adri Patton, M.Si - Rektor UBT 2016-2021
Prof. Dr. Adri Patton, M.Si - Rektor UBT 2016-2021

TARAKAN – Universitas Borneo Tarakan (UBT) akan menyambut rektor periode 2021-2025 pada Maret 2021. Meski begitu, saat ini tengah berjalan tahapan Pemilihan Rektor UBT periode 2021-2025.

Kepada Radar Tarakan, Ketua Panitia Pemilihan Rektor UBT periode 2021-2025,Dr. Etty Wahyuni mengatakan, telah menjalankan sosialisasi mengenai pemilihan itu ke sejumlah media massa. Sosialisasi berjalan dari 14 September hingga 30 September 2020.

“Sosialisasi ini kami sebarkan lewat beberapa media, salah satunya Radar Tarakan, serta memasang spanduk. Kami juga mengirim surat ke seluruh rektor untuk perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia,” jelas Etty, (18/9).

Dalam surat pemberitahuan tersebut, Etty mengungkapkan bahwa pihaknya mencantumkan jadwal pendaftaran bakal calon rektor UBT yang dimulai dari 1 hingga 14 Oktober 2020. Kemudian pelaksanaan verifikasi persyaratan pada tanggal 1 hingga 15 Oktober 2020. Proses penetapan bakal calon pada 20 hingga 21 Oktober 2020, penyerahan bahan visi, misi dan program kerja calon rektor UBT pada 22 hingga 28 Oktober 2020, penyampaian dan pembahasan visi, misi dan program kerja. Pemilihan tiga calon rektor melalui pemungutan suara, dan penetapan tiga calon rektor yang sekaligus dilaksanakan pada 4 hingga 6 November 2020, kemudian pelaksanaan rapat senat pemungutan dan perhitungan suara bersama menteri pada 7 hingga 21 Desember 2020 serta penyampaian hasil pemilihan pada 30 Desember 2020.

“Untuk pemilihan rektor ini ada tiga tahapan, yakni penjaringan, penyaringan dan pemilihan. Kalau penjaringan ini artinya dilihat nanti yang mendaftar berapa, biasanya kami akan memverifikasi orang-orang yang melakukan pendaftaran sehingga nanti ada penetapan bakal calon yang dipastikan sudah memenuhi persyaratan-persyaratan,” jelasnya.

Sementara itu, penyampaian visi misi dan program kerja akan disampaikan secara langsung di UBT. Sehingga sesuai ketentuan perundang-undangan pihaknya menentukan 3 orang calon rektor yang kemudian dipilih oleh senat UBT. “Jadi misalnya ada 5 bakal calon, maka kami akan memilih 3 orang saja kemudian dirangking. Biasanya kami bersama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tapi bisa juga diwakili dirjen atau sekjen sampai kami memperoleh hasil dari pemilihan,” katanya.

Tepat di akhir tahun, UBT telah mendapatkan rektor yang baru. Namun proses pelantikan bergantung pada Kemendikbud. Jika telah disetujui, maka Kemendikbud akan melakukan pelantikan.

Untuk diketahui masa jabatan rektor UBT, Prof. Dr. Adri Patton, M.Si, berakhir pada Maret 2021 mendatang. Namun, dalam UU disebutkan bahwa proses perekrutan rektor baru harus dilakukan paling lambat 2 bulan sebelum masa jabatan rektor lama berakhir. “Pelaksanaan ini kami sudah dapat izin dari kementerian. Kami sudah konsultasi ke Jakarta dan kami sudah mendapatkan balasan dari kementerian, makanya kami sudah masuk ke tahap berikutnya karena sudah disetujui,” tuturnya.

Etty juga mengatakan bahwa Adri masih dapat mengikuti proses penjaringan rektor yang baru ini. Berdasarkan aturan perundang-undangan seseorang dapat menjabat sebagai rektor maksimal 2 periode, sedang Adri baru satu periode menjabat sebagai rektor UBT. “Jadi beliau masih bisa mengikuti lagi pemilihan ini,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Radar Tarakan, Prof. Adri, sapaan akrab Prof. Dr. Adri Patton, M.Si, mengatakan, bahwa secara pribadi, dirinya ingin mencerdaskan anak bangsa di Kaltara melalui perguruan tinggi UBT. Oleh sebab itu, saat terpilih menjadi rektor pada 2017 lalu baginya merupakan sebuah kesempatan untuk mewujudkan impian tersebut.

Selama menjadi rektor selama 4 tahun, Adri telah berhasil menuntaskan visi dan misinya sebagai rektor UBT, yang dimulai dari pembangunan fisik UBT hingga penyediaan sumber daya manusia (SDM). “Ini semua juga berkat dukungan seluruh stakeholder yang ada di Kaltara, baik gubernur, bupati, wali kota serta Forkompimda, BPKP, BPK, kejaksaan, kepolisian dan sebagainya,” bebernya.

Adri juga mengakui apa yang dilakukan panitia penjaringan telah sesuai dengan aturan perundang-undangan. Sebagai penjabat saat ini, Adri sudah menyampaikan keinginannya untuk lanjut dan mencalonkan diri kembali. Sehingga dirinya pun akan mengikuti tahapan seleksi rektor yang akan dilaksanakan pada Oktober mendatang. “Saya sudah menyampaikan keinginan saya kepada senat untuk melanjutkan kepemimpinan saya. Tentunya untuk menjadi rektor ada prosesnya, yakni dipilih oleh senat dan suara menteri,” ujarnya.

Jika kembali dipercayakan menjadi rektor, UBT ingin mengembangkan kelembagaan UBT agar menjadi lebih baik seperti pembangunan infrastruktur dan laboratorium. Oleh sebab itu, dirinya mengharapkan adanya kerja sama yang baik, dari pihak pemerintah terhadap UBT kelak sehingga program mencerdaskan anak bangsa dapat terus ia jalankan bagi Kaltara. (shy/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X