Sudirman, 21 Tahun Hilang Kontak dengan Keluarga

- Kamis, 17 September 2020 | 10:11 WIB
BERSAMA KELUARGA: Sudirman akhirnya bertemu kembali keluarganya di Parepare, Sulsel, setelah sempat berpisah selama 21 tahun lamanya./DISDUKCAPIL NUNUKAN UNTUK RADAR TARAKAN
BERSAMA KELUARGA: Sudirman akhirnya bertemu kembali keluarganya di Parepare, Sulsel, setelah sempat berpisah selama 21 tahun lamanya./DISDUKCAPIL NUNUKAN UNTUK RADAR TARAKAN

NUNUKAN – Pria bernama Sudirman (33) diduga korban human trafficking, akhirnya pulang ke kampung halamannya setelah 21 tahun sempat berpisah dengan keluarga dan orang tuanya di Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sudirman ke Malaysia ikut dengan seseorang melalui jalur ilegal. Dia dipekerjakan sebagai buruh bantu ikut berjualan di sejumlah toko dan pembantu petani dari umur 12 tahun di Malaysia. Setelah Sudirman berumur 33 tahun, dia dideportasi pemerintah Malaysia. Atas niat mengurus dokumen kependudukan mengantarkan Sudirman bertemu keluarganya setelah dipulangkan ke kampung halamannya oleh Disdukcapil Nunukan.

Kabid Pelayanan Pencatatan Sipil Disdukcapil Nunukan, Samsuddin mengatakan, Sudirman sudah meninggalkan keluarganya ke Malaysia pasca lulus sekolah dasar 1999 lalu. Saat itu, Sudirman meninggalkan orang tuanya di umur 12 tahun.

“Sudirman ini, diduga korban human trafficking, karena dia lewat pengurus waktu ikut orang ke Malaysia, setelah tamat SD,” ujar Samsuddin, ketika diwawancarai di kantornya, Rabu (16/9).

Niat Sudirman berangkat ke Malaysia, memang ingin membantu orang tuanya, karena saat duduk di bangku SD kelas VI, ayahnya meninggal dunia. Menjadi anak tertua dan laki-laki dengan 3 saudara lainnya, Sudirman merasa punya tanggung jawab kepada keluarga. Padahal saat itu, ibunya bernama Itaba (69) mengaku mampu menyekolahkan Sudirman melalui saudara adik Itaba sendiri.

Namun, Sudirman kukuh ingin mencari pekerjaan. Akhirnya Sudirman bertemu dengan seorang perantau dari Malaysia yang mengaku pernah bekerja puluhan tahun di Malaysia. “Awalnya orang tua sempat berkeras diri juga meminta Sudirman tidak pergi, tapi Sudirman punya ambisi yang kuat saat itu dan tetap ingin pergi. Akhirnya orang tuanya izinkan untuk berangkat, bahkan diberikan uang saku,” tambah Samsuddin.

Setelah berangkat ke Malaysia, saat itulah Sudirman dan keluarga putus komunikasi. Tidak pernah ada kabar dari Sudirman. Berada di Malaysia, Samsuddin menjelaskan, Sudirman dipekerjakan selayaknya anak kecil. Sudirman hanya ikut orang-orang berjualan di toko dan menjadi petani pembantu. Beruntungnya lagi, sejak dia masuk ke Malaysia secara ilegal, tanpa sehelai dokumen pun, dirinya tidak pernah tertangkap petugas Malaysia.

Hingga akhirnya Sudirman berusia 26 tahun. Dirinya baru ditangkap dan dideportasi pemerintah Malaysia di tahun 2012. Meski dideportasi, Sudirman masih bisa kembali ke Malaysia di tahun itu juga. Sudirman kembali ke Malaysia dan bekerja serabutan. Masih dengan masuk ke Malaysia secara ilegal, Sudirman bahkan lagi-lagi tak ditangkap petugas Malaysia selama hampir 8 tahun. Terakhir, akhirnya dia ditangkap petugas Malaysia di tahun 2020.

Saat dideportasi tahun ini, Sudirman bertemu dengan warga Nunukan. Sudirman ditawarkan pekerjaan di Nunukan sebagai pekerja rumput laut di Mamolo, Nunukan Selatan. Sudirman sempat bekerja selama 2 bulan. Sudirman akhirnya mengurus dokumen kependudukan di Disdukcapil Nunukan. “Nah, saat Sudirman mengurus dokumen kependudukannya, kami kan harus selektif melakukan itu. Akhirnya saya wawancarai si Sudirman. Saya tanyakan, kenapa sampai sama sekali tidak ada data penduduk. Setelah lama cerita, saya tanyakan pernah sekolah tidak, dan Sudirman mengatakan pernah, disebutkanlah sekolahnya di mana,” cerita Samsuddin.

Akhirnya diketahuilah Sudirman pernah bersekolah di SDN 32 di Kecamatan Bacukiki, Parepare. Atas data itu, Samsuddin pun berkoordinasi dengan petugas kependudukan di Parepare, menelusuri sekolah Sudirman. Setelah rekan Samsuddin mendatangi SDN 32, didapati identitas sebenarnya Sudirman. Melalui kartu keluarga (KK) yang terdaftar di SDN 32, ditemukanlah orang tua Sudirman. “Setelah kami dapatkan datanya, kami berkoordinasi dengan Disdukcapil Kota Parepare, untuk memindahkan data identitas Sudirman, akhirnya kami bisa terbitkan KTP dan KK Sudirman dari sini (Nunukan),” jelas Samsuddin.

Setelah Sudirman memiliki dokumen kependudukan. Keluarganya di Parepare dihubungi Samsuddin. Ia mendapatkan informasi, bahwa ada adik Sudirman yang ternyata sudah berada di Nunukan dan bekerja sambil mencari kakaknya Sudirman. Itu adalah salah satu upaya yang dilakukan keluarga mencari Sudirman, karena keluarga tahu Sudirman masih ada. Adik Sudirman sendiri bahkan sudah bekerja selama 5 bulan, sebagai pekerja rumput laut di Mamolo, Nunukan  Selatan. “Setelah kami ketahui ada adiknya juga di sini, kami pertemukankah kedua bersaudara ini. Sang adik yang tidak mengetahui rupa kakaknya Sudirman, bertemu tanpa rasa apa pun karena tidak kenal. Adiknya kan ditinggalkan waktu masih kecil juga,” tambah Samsuddin lagi.

Setelah itu, Sudirman akhirnya difasilitasi adan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Kecamatan Bacukiki, bersama adiknya. Di Parepare, mereka dijemput petugas kependudukan dan diantarkan pulang langsung ke kediamannya di Jalan Lappa Anging, RT 002/005 Kelurahan Wattang, Bacukiki, Parepare, Sulsel. (raw/lim)

 

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X