Ada Buaya Raksasa Mansapa, Nunukan, Panjangnya Belasan Meter...!!

- Senin, 14 September 2020 | 09:42 WIB
DIDUGA BUAYA: Sosok diduga buaya di daerah perairan Mansapa, Nunukan Selaran terekam citra satelit Google. Merujuk pada skala Google Maps, buaya tersebut diperkirakan mencapai panjang belasan meter./DOKUMEN RADAR TARAKAN
DIDUGA BUAYA: Sosok diduga buaya di daerah perairan Mansapa, Nunukan Selaran terekam citra satelit Google. Merujuk pada skala Google Maps, buaya tersebut diperkirakan mencapai panjang belasan meter./DOKUMEN RADAR TARAKAN

NUNUKAN - Citra satelit Google Maps mendadak menyita perhatian warga Nunukan. Di perairan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, muncul gambar yang diduga adalah seekor buaya. Yang mengherankan ukurannya diperkirakan mencapai 15 meter dengan lebar 2,5 meter. Asumsi itu berdasarkan skala gambar yang dicantumkan Google Maps.

Akun Facebook Ilham Zain mengunggah gambar itu. Ilham menuliskan adanya penampakan. Ia mengajak siapa saja yang punya aktivitas laut khususnya di perairan laut Mansapa, untuk lebih waspada. “Waspada nelayan dan pemancing jika melintas di daerah Mansapa,” tulis Ilham, Jumat (11/9).

Ditemui media ini, Ilham menjelaskan tujuannya unggahan itu sebagai kewaspadaan dan edukasi bagi masyarakat yang bekerja di perairan Mansapa. Apalagi daerah tersebut memang menjadi salah satu habitat asli buaya muara. Beberapa waktu lalu, di lokasi tersebut sempat terjadi insiden masyarakat diserang buaya. “Meski ini hanya prediksi satelit, tapi setidaknya itu bisa menjadi peringatan kita bersama untuk lebih berhati-hati. Apalagi daerah itu memang pernah dijadikan penangkaran buaya karena daerah habitat. Perairan kita juga di sini (Nunukan) kan terkenal sebagai daerah yang banyak buayanya,” ungkap Ilham ketika diwawancarai, Jumat (11/9).

Ilham menyampaikan, wujud diduga buaya yang tertangkap oleh satelit itu, awalnya ditemukan oleh teman sesama hobi pemancing, Robi. Ilham inisiatif mengunggahnya ke Facebook untuk diketahui bersama masyarakat Nunukan. Seperti niat awalnya, unggahan itu bertujuan untuk kehati-hatian.

Sementara itu, Robi yang berprofesi sebagai teknisi pada RRI Nunukan mengatakan, penemuan gambar tersebut berawal dari permintaan Kasi Teknik Media Batu (TMB) RRI Nunukan, Syarif Razak yang ingin menyalurkan hobi memancing ikan.

Robi yang diminta untuk melakukan survei lokasi sebelum melakukan aktivitas memancing di daerah tersebut. Dirinya sontak inisiatif mengecek area tersebut dengan menggunakan Google Maps. “Saya ceklah lokasinya, dan saya temukanlah gambar yang seperti buaya itu. Awalnya saya ragu, tapi setelah saya perbesar lagi, bentuknya benar-benar seperti buaya, ada mulut dan kaki dan buntutnya,” kata Robi.

“Akhirnya saya mengukur jarak panjang dan lebarnya, pengukuran bisa dilakukan dengan Google Maps. Setelah saya ukur, ukuran itu sangat tidak wajar, itulah yang menjadi perdebatan,” ujar Robi, ketika dikonfirmasi, kemarin (11/9).

Tak sedikit yang menduga gambar itu bukanlah buaya melainkan kayu hanyut dan benda mati lainnya. Namun Robi tetap percaya itu buaya, apalagi itu hasil penemuan tangkapan layar dari satelit Google Maps, yang menurutnya diperbaru dalam jangka waktu tertentu.

Robi sendiri telah menandai penampakan itu dengan titik koordinat di 4°03'45.9"N 117°45'10.7"E. Titik tersebut, tentunya bisa ditelusuri melalui Google Maps, untuk menemukan gambar diduga buaya tersebut. “Jadi setelah saya share ke Kasi TMB saya Syarif, agenda mancing di daerah tersebut pun di-cancel (ditunda) dulu,” imbuh Robi.

Untuk memastian hal itu, Robi bahkan bersurat ke pihak Google melalui email. Hanya, pesan itu hingga kini belum dibalas oleh pihak Google.

Sementara itu, Kepala SKW I - BKSDA Kaltim, Dheny Mardiono mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari personelnya di lapangan. Meski begitu, Dheny memastikan akan mendalami jika memang ada laporan dari masyarakat terkait hal tersebut, untuk diuji kebenarannya.

"Jika memang benar, langkah yang akan kita lakukan tentunya kita akan turun ke lokasi untuk paling tidak mengamankan satwanya supaya tidak terjadi konflik antar satwa dan manusia," ujar Dheny ketika diwawancarai melalui telepon seluler, Jumat (11/9).

Selanjutnya, BKSDA sendiri, akan mendalami informasi tersebut. Koordinasi juga akan langsung dilakukan kepada pihak Polres Nunukan beserta pihak Pemerintah Kabupaten Nunukan. "Kita dalami dahulu, nanti kita diskusikan lagi," janji Dheny. (raw/lim)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB
X