Warga Harapkan Pertamini di Daerah Pesisir

- Selasa, 8 September 2020 | 10:17 WIB
KEBUTUHAN: Warga harapkan pertamini bisa ada di daerah pesisir untuk memudahkan warga akan kebutuhan BBM./RIKO/RADAR TARAKAN
KEBUTUHAN: Warga harapkan pertamini bisa ada di daerah pesisir untuk memudahkan warga akan kebutuhan BBM./RIKO/RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG – Adanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar mini atau yang kerap disebut pertamini ini di Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung (KTT), dinilai cukup membantu masyarakat dalam mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Terlebih bagi masyarakat yang tinggalnya jauh dari kota, utamanya lagi yang tinggal di daerah pesisir.

Sebab kondisinya saat ini, sebagian besar warga yang ada di pesisir seperti di Desa Bebatu dan Desa Sengkong, Kecamatan Sesayap Hilir, setiap kali membutuhkan BBM harus menunggu pasokan dari Tarakan dan sekitarnya dengan memesan terlebih dahulu kepada sub penyalur ataupun pemilik transportasi laut yang setiap harinya bepergian ke Tarakan.

“Biasanya kami selalu pesan dengan speedboat ketika ada speedboat yang ke Tarakan. Itupun kalau yang punya speedboat bisa membawanya. Terkadang jika penumpang penuh, minyak yang kami pesan tidak bisa dibawa,” kata Sadam (30), warga Desa Bebatu.

Menurutnya, hanya dengan adanya pertamini ini yang bisa diharapkan memenuhi kebutuhan warga yang jauh dari kota atau tidak bisa mendapatkan stok langsung dari Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang ada di KTT. “Keberadaan pertamini ini sangat membantu kami warga yang jauh di kota. Soalnya untuk mendapatkan BBM sangat sulit karena harus pesan lagi, makanya Pertamini ini sangat membantu," akunya.

Keberadaan pertamini memang begitu berpengaruh apalagi penjualan BBM jenis premium hanya dipatok dengan harga Rp 8.000 per liter. Dengan harga dan takaran yang sesuai, benar-benar dianggap warga sebagai solusi atas permasalahan kesulitan BBM yang dirasakan selama ini. “Warga yang terbiasa memesan BBM di luar daerah tentunya membeli dengan harga yang tinggi pula supaya BBM sampai ke tangan mereka,” ucapnya.

“Kami yang membutuhkan BBM bukan hanya untuk kendaraan saja tapi juga untuk menangkap ikan, udang di laut tapi tentu saja membutuhkan biaya operasional membeli BBM. Di mana kurang lebih setiap kali turun melaut butuh Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu sedangkan hasil tangkapan selama beberapa tahun ini tak maksimal,” imbuh Sadam.

Menurutnya, dengan adanya pertamini membantu para warga yang akan turun ke laut, karena di daerah pesisir sangat susah mendapatkan BBM. “Kami berharap pertamini ini juga bisa ada di Desa Bebatu agar kami tidak jauh-jauh beli lagi. Ini salah satu kebutuhan untuk mencari nafkah dan aktivitas lainya,” harapnya.

Menanggapi harapan warga tersebut, Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Konsumen pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Andi Burhan mengatakan pihaknya melihat pentingnya diadakan pertamini bagi desa-desa yang cukup jauh jaraknya dari Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) maupun pangkalan.

Pihaknya memastikan pertamini akan bisa direalisasikan dengan bergantung pada kesiapan sub penyalur. “Saat ini ada beberapa jumlah pertamini yang ada di wilayah KTT. Alhamdullilah warga merasa terbantu,” katanya.

“Semua masih dalam proses, ke depan semua daerah pesisir akan segera kita realisasikan baik itu pertamini atau APMS. Kita masih mengusahakan semua itu. Ini bertahap semoga ke depan kita akan bisa realisasikan kebutuhan warga akan BBM,” pungkasnya. (rko/fly)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB

Jelang Pilkada, Polres KTT Sebut 21 TPS Rawan

Rabu, 13 Maret 2024 | 13:55 WIB
X