KRI Undang Investor Sabah Investasi di Indonesia

- Sabtu, 5 September 2020 | 11:28 WIB
Memfasilitasi para pengusaha Malaysia di Sabah agar berminat berinvestasi di Indonesia, KRI Tawau menggelar seminar Indonesia’s Investment Potential di Dewan KRI Tawau, Kamis (3/9).
Memfasilitasi para pengusaha Malaysia di Sabah agar berminat berinvestasi di Indonesia, KRI Tawau menggelar seminar Indonesia’s Investment Potential di Dewan KRI Tawau, Kamis (3/9).

NUNUKAN – Triwulan tahun 2020, Malaysia menjadi negara kelima tertinggi yang berinvestasi di Indonesia. Sabah, Malaysia, kota terdekat dengan Indonesia khususnya Nunukan dan Sebatik, disebut Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau menjadi daerah yang berpotensi tempat investasi di Indonesia.

Memfasilitasi para pengusaha Malaysia di Sabah agar berminat berinvestasi di Indonesia, KRI Tawau menggelar seminar Indonesia’s Investment Potential di Dewan KRI Tawau, Kamis (3/9). Bekerja sama dengan Perhimpunan Advokat Indonesia/Indonesian Bar Association (PERADI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) Singapore, seminar menghadirkan pembicara secara virtual dari Indonesia.

Kepala KRI Tawau, Sulistijo Djati Ismojo mengungkapkan, dengan seminar tersebut, tentunya para calon investor dari Sabah mendapatkan informasi mengenai peraturan, potensi dan sektor-sektor investasi yang terbuka untuk investasi asing melalui sejumlah pembicara.

Djati menyampaikan keyakinannya akan peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia dan Malaysia, khususnya di daerah perbatasan dan sekitarnya. Djati pun berharap para pengusaha Malaysia di Sabah, dapat mengambil kesempatan pertama pada sektor-sektor investasi yang ditawarkan.

 

Apalagi disampaikan Djati lagi, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengumumkan rencana perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia ke Kalimantan Timur. Tawau, Sabah, Malaysia pun, menjadi salah satu kota di Malaysia yang terdekat dengan calon Ibu Kota Negara Indonesia yang baru.

“Karena kedekatan wilayah ini, KRI Tawau melihat para pengusaha dari Sabah, sangat berpotensi untuk berinvestasi di Indonesia,” ujar Djati dalam siaran persnya.

Djati mengaku, peserta sangat antusias bertanya di antaranya, soal kepastian hukum investasi di Indonesia dan perlindungan terhadap investor asing. Tak hanya itu, terkait dengan kesempatan bagi pengusaha lokal Sabah untuk dapat berpartisipasi pada berbagai proyek pembangunan di calon Ibu Kota Indonesia yang baru, dan juga kemungkinan untuk berinvestasi di bidang lain seperti perdagangan elektronik, juga ditanyakan.

“Itu membuktikan keseriusan mereka dalam hal keinginan atau setidaknya punya niat investasi di Indonesia. Kita berharap, ini menjadi langkah awal. Semoga nantinya bisa terealisasi,” harap Djati.

Sementara itu, Ketua Menteri Sabah, YB Datuk Seri Panglima Shafie Apdal mengaku, kegiatan tersebut, tentunya sangat berguna bagi para pengusaha Sabah yang ingin berinvestasi di Indonesia. Apalagi dengan rencana perpindahan Ibu Kota Indonesia ke Kalimantan Timur, menjadikan Sabah sebagai daerah di Malaysia yang terdekat dengan calon ibu kota Indonesia yang baru.

“Saya sendiri telah berkunjung ke Kalimantan Timur. Soal investasi, tidak menutup kemungkinan itu terjadi. Tentunya kita juga berharap pengusaha kita minat berinvestasi. Semoga kegiatan ini sering dilakukan untuk meyakinkan pengusaha di Malasyia dalam hal investasi ke Indonesia,” harap Shafie. (raw/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X