Wisata Kuliner Dibangun, Pedagang Tak Sabar Ingin Tempati

- Rabu, 2 September 2020 | 14:33 WIB
PROSES PENGERJAAN: Lokasi pusat wisata kuliner di Desa Tideng Pale KTT yang terus dikerjakan pembangunannya./RIKO/RADAR TARAKAN
PROSES PENGERJAAN: Lokasi pusat wisata kuliner di Desa Tideng Pale KTT yang terus dikerjakan pembangunannya./RIKO/RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG - Sejumlah warga yang berprofesi sebagai pedagang merasa senang pembangunan pusat wisata kuliner di Desa Tideng Pale, Jalan Keramat terus dikebut oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPRPKP) Kabupaten Tana Tidung.

Nantinya, para pedagang ini akan menempati lokasi yang akan dijadikan pusatnya penjualan kuliner di KTT. Salah satu pedagang kuliner, Bidin (36) mengatakan, sebelum adanya pembangunan, dirinya bersama pedagang lain memanfaatkan lokasi tersebut untuk berjualan di pinggiran bantaran siring. "Sebelum dibangun ini kami jualan disini, sekarang kami tidak lagi jualan karena akan dibangun pusat wisata kuliner nanti. Semoga saja cepat selesai dan bisa ditempati," kata Bidin, kepada Radar Tarakan, Selasa (1/9).

Dijelaskannya, sebelum dibangun pusat wisata kuliner ini para pedagang berjualan di pinggir sheet pile yang di depannya ada landmark bertuliskan Kabupaten Tana Tidung. Setiap sore hari banyak warga yang datang untuk bersantai di tempat tersebut. "Kalau ada pusat wisata kuliner nanti tentu lebih ramai lagi, karena sudah ada perencanaanya dari pemerintah yang akan dibangun khusus kuliner dan juga disini ada pelabuhan nantinya," beber Bidin.

Pedagang lainnya, Sri (38) juga mengungkapkan dengan dibangunnya pusat wisata kuliner di sheet pile tersebut, nantinya bisa menambah kemajuan bagi KTT. Khususnya bagi para pedagang yang telah disediakan tempat untuk berjualan. "Bagus kami sebagai pedagang tentu senang, karena pemerintah memberikan yang terbaik dengan membangun objek wisata kuliner dan ini sangat membantu kami," ungkap Sri.

Dengan adanya pusat wisata kuliner nantinya, sama dengan kulteka yang ada di Tanjung Selor dan malah dinilai oleh para pedagang di KTT lebih bagus dari kulteka. "Nanti bisa sama dengan Tanjung Selor, kaya kultekanya Tanjung Selor. Tapi kayanya nanti disini lebih bagus selain di sini ada ikon Tana Tidung juga menyatu dengan pelabuhan," ujar Sri.

Dia berharap, jika pusat wisata kuliner tersebut sudah selesai, harus diprioritaskan pedagang yang sebelumnya berjualan di sekitaran sheet pile. Jika ada lebih atau bagimana tempatnya masih tersedia barulah pedagang lain ditempatkan. "Sekarang kan kami harus jualan depan rumah saja. Kami berharap kalau sudah selesai tolonglah kami diprioritaskan. Jika masih ada tempat lebih baru dikasih ke pedagang lainya, kasihan kami harus menunggu tempat itu jadi baru jualan di depan rumah," harap Sri.

Kepala Bidang Cipta Karya pada DPUPRPKP Kabupaten Tana Tidung, Yusva Kusuma Jaya mengatakan, saat ini pihaknya telah mengerjakan pusat wisata kuliner yang mana terus dikebut agar cepat selesai. "Tahun ini sudah dalam tahap pengerjaan pusat wisata kuliner di Jalan Keramat Desa Tideng Pale tepatnya di bantaran Sungai Sesayap. Ini secepatnya akan rampung dan sekarang masih dalam proses pengerjaan," kata Yusva kepada Radar Tarakan, Selasa (1/9).

Disebutkan, jumlah anggaran Rp 7,5 miliar untuk pembangunan pusat wisata kuliner yang saat ini dalam proses pengerjaan. Adapun rinciannya, fisik Rp 7,1 miliar dan pengawasan Rp 750 juta. "Anggaran tersebut untuk pembangunan pusat wisata kuliner, yang mana disitu nantinya ada pelabuhannya juga semua sudah ada dalam perencanaannya," jelasnya.

Selain itu juga, lokasi yang berhadapan dengan Sungai Sesayap dan landmark Kabupaten Tana Tidung menjadi daya tarik nantinya. "Lokasi pusat wisata kuliner ini strategis karena ketika orang melihat dari laut, kelihatan wisata kulinernya, sama nanti dengan kulteka Tanjung Selor. Tapi ini nanti akan jauh lebih bagus, ini juga didukung dengan lokasi landmark KTT yang selokasi dengan wisata kuliner, juga sekaligus pelabuhan nantinya," ungkap Yusva.

Ia mengaku nantinya dengan adanya pusat wisata kuliner ini, tentu dapat menambah penghasilan warga dan bisa mendongkrak perekonomian di KTT. "Tidak perlu jauh lagi jika ingin berwisata kuliner, karena nantinya sudah ada di KTT. Selain itu juga pedagang yang dulu jualan di situ akan kita pindahkan kembali di tempat yang baru. Inilah harapan pemerintah agar perekonomian bisa berputar di KTT," harapnya.

Terpisah, Sekretaris Disperindagkop dan UKM Linda Safitri mengatakan, pembangunan pusat wisata kuliner tentu menjadi salah satu pusat kuliner pertama di KTT, yang mana bisa memajukan perekonomian masyarakat. Sebagaimana diketahui selama ini warga kesulitan mencari lokasi wisata.

"Kedepan ini akan menjadi kebanggaan masyarakat KTT, dimana sekarang pemerintah telah membangun beberapa tempat wisata baik taman, objek wisata dan sekarang akan membangun objek wisata kuliner di bantaran Sungai Sesayap yang pasti menjadi daya tarik tersendiri nantinya," katanya.

Menurutnya, untuk permasalahan pengaturan penempatan para pedagang masih belum bisa dirincikan saat ini. "Belum bisa dikatakan sekarang, karena fisik masih dalam proses pengerjaan. Setelah bangunan sudah selesai baru kita akan melihat berapa tempat yang disediakan dan baru kita akan mendata para pedagang nantinya," jelas Linda Safitri.

Diakuinya juga, untuk retribusi tentu akan dilakukan dan untuk permasalahan retribusi itu ada ranah sendiri yaitu Dinas Perhubungan. "Retribusi itu pasti akan berjalan, ini juga untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) KTT, namun itu ranahnya Dinas Perhubungan nantinya," tuntasnya.  (rko/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X