PLN Sebut Byarpet Tak Hanya Karena Masalah Pembangkit

- Senin, 31 Agustus 2020 | 10:25 WIB
PERBAIKAN: Pekerja PLN Tideng Pale saat memperbaiki salah satu tiang listrik. UPTD PLN Cabang Tideng Pale meminta warga hati-hati jika memasang bendera dan umbul-umbul atau benda lainnya di dekat jaringan listrik. /Umbul-umbul dan Bendera Picu Pemadaman Listrik./RIKO/RADAR TARAKAN
PERBAIKAN: Pekerja PLN Tideng Pale saat memperbaiki salah satu tiang listrik. UPTD PLN Cabang Tideng Pale meminta warga hati-hati jika memasang bendera dan umbul-umbul atau benda lainnya di dekat jaringan listrik. /Umbul-umbul dan Bendera Picu Pemadaman Listrik./RIKO/RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG – Sejak memasuki bulan Agustus, pemerintah menginstruksikan pemasangan bendera dan umbul-umbul untuk memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Namun disayangkan, pemasangan bendera dan umbul-umbul kerap mendekati jaringan listrik. Padahal jika benda-benda ini mengenai jaringan listrik, dipastikan menjadi penyumbang terbesar penyebab gangguan layanan kelistrikan.

Supervisor di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Tideng Pale, Kit Alfi mengatakan, dalam sebulan terakhir ini pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Kabupaten Tana Tidung (KTT) tidak hanya persoalan mesin pembangkit. Penyebab lain yakni adanya bendera dan umbul-umbul yang dipasang menyentuh jaringan listrik sehingga korsleting pun terjadi.

Potensi gangguan akibat umbul-umbul dan bendera pun akan menjadi lebih tinggi jika didukung dengan kondisi cuaca yang kurang baik seperti angin kencang atau hujan lebat, yang mengakibatkan umbul-umbul menimpa jaringan. “Dalam sebulan terakhir seringnya pemadaman listrik bukan saja dikarenakan persoalan mesin. Namun juga akibat bendera dan umbul-umbul yang menyentuh kabel dan akibatnya korsleting," kata Kit Alfi, Suvervisor Unit Layanan Tideng Pale.

Ia mengatakan pemasangan bendera atau umbul-umbul dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI boleh saja, namun harus berada di tempat yang tepat sehingga tidak bersentuhan dengan kabel listrik. “Harus waspada jika mendekati jaringan listrik yang bertegangan tinggi ini. Bisa berakibat fatal apalagi bagi manusia, tegangannya ini 20.000 volt,” jelasnya.

Imbauan ini bukan saja terkait pemasangan bendera dan umbul-umbul, tapi juga bagi warga yang mempunyai pohon di depan rumah jika sudah lebat atau merambat hingga ke tiang listrik harus ditebang karena juga bisa membahayakan. “Bukan cuma bendera, tapi juga kadang pohon yang ada di sekitaran rumah warga juga sering menyebabkan korsleting. Jadi kami juga minta ke warga harus dipangkas,” pinta Kit Alfi.

Menurut pantauan tim PLN di lapangan, rata-rata di Kabupaten Tana Tidung setiap rumah pasti mempunyai pohon tinggi, baik itu pohon mangga dan pohon yang tumbuh liar. Sehingga pohon tersebut bisa menjadi penyebab korsleting listrik. “Listrik bisa tiba-tiba terjadi pemadaman dan kami juga sering melakukan pemadaman bergilir guna pemeliharaan memotong setiap ranting pohon yang sering merambat ke aliran listrik,” ungkapnya.

PLN terus berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat dan pelanggan, agar lebih hati-hati dalam memasang sesuatu yang sekiranya bisa sampai ke tiang listrik dan utamanya pohon yang rimbun. “Belum lama ini kami juga memperbaiki tiang listrik, yang dikarenakan pohon yang rimbun dan mengenai kabel tegangan tinggi. Dan akhirnya terjadi pemadaman akibat pohon itu. Jadi warga harus memperhatikan setiap pohon yang ada disekitar rumahnya,” imbaunya.

Terpisah, salah satu warga Rahmat (39) mengaku saat memasang bendera atau umbul-umbul memang harus lebih berhati-hati, apalagi rumah yang berada dekat dengan tiang listrik. “Kalau mau pasang umbul-umbul saya selalu perhatikan tiang listrik dan juga kabelnya. Kalau tidak tiang yang kita pakai pasang bendera dan umbul-umbul bisa mengenai kabel listrik,” kata Rahmat.

Diakuinya, selain bendera juga di depan rumahnya juga terdapat pohon mangga yang tingginya mengalahkan tiang listrik, dan sering terjadi korselting karena bersentuhan. “Kemarin ada pohon mangga depan rumah, karena sudah sering terjadi korsleting akhirnya ditebang. Sekarang sudah aman tidak ada lagi pohon depan rumah,” akunya.

“Menurut saya itu sangat penting dijaga, kalau ada pohon tinggi dan lebat rantingnya potong saja takut. Tersangkut di kabel kan bahaya, karena kabel listrik bertegangan sampai ribuan volt,” pungkas Rahmat. (rko/fly)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Karhutla di Tarakan Jadi Kajian Pusat

Selasa, 30 April 2024 | 17:10 WIB

Setahun, Jumlah Penduduk Tarakan Bertambah 5.100

Minggu, 28 April 2024 | 13:15 WIB

Pertamina Buka Peluang Bangun SPBU Nelayan di KTT

Minggu, 28 April 2024 | 10:50 WIB

Tahun Ini, KTT Tak Dapat Alokasi PTSL

Minggu, 28 April 2024 | 09:40 WIB

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB
X