Sekolah di Ibukota Kaltara Belum Siap Tatap Muka

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 11:56 WIB
LIHAT KESIAPAN : Kepala BPBD Kaltara, Andi Santiadji saat melakukan sidak ke sejumlah sekolah sebelum diberlakukannya KBM tatap muka.RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
LIHAT KESIAPAN : Kepala BPBD Kaltara, Andi Santiadji saat melakukan sidak ke sejumlah sekolah sebelum diberlakukannya KBM tatap muka.RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berencana membuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.

Menindaklanjuti rencananya tersebut, Selasa (11/8) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltara melakukan inspeksi mendadak (sidak) di dua SMP dan satu SMA di Tanjung Selor.

Dipimpin Kepala BPBD Kaltara, Andi Santiadji melakukan sidak di SMPN 1 dan SMPN 7 Tanjung Selor serta SMAN 1 Tanjung Selor. Sidak dilakukan untuk melihat kesiapan sekolah jika memberlakukan KBM tatap muka secara langsung.

Sidak organisasi perangkat daerah (OPD) yang merupakan bagian teknis penanganan dan pencegahan Covid-19 dimulai dari SMPN I Tanjung Selor, lalu dilanjutkan ke SMPN 7 Tanjung Selor. Kemudian ke SMAN 1 Tanjung Selor.

Andi melihat bagaimana kesiapan ruang kelas yang disediakan serta kesiapan guru dalam menerapkan protokol kesehatan terhadap anak didiknya.

Andi mengatakan dari hasil sidak, kedua sekolah dipastikan belum sepenuhnya bisa dikatakan siap. Sebab masih ada beberapa hal yang dianggap penting dalam upaya pencegahan penularan virus corona belum diperhatikan sepenuhnya. Sehingga sekolah diharapkan tidak buru-buru memberlakukan KBM tatap muka langsung.

Jika dipaksakan, dikhawatirkan justru menjadi temuan klaster baru di sekolah. Ini menjadi problematika dengan kondisi saat ini saja kasus warga yang terkonfirmasi Covid-19 tak kunjung tuntas.

Pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Panganan Provinsi Kaltara meyakinkan  hal yang dianggap lebih penting saat ini bagaimana sekolah dapat segera menyiapkan setiap proses pendidikan yang ada. Misal, saat KBM tatap muka diberlakukan, harus menyiapkan ruang kelas yang benar-benar steril. Kemudian, jumlah peserta didik di ruang kelas pun wajib dibatasi, tidak 100 persen seperti KBM sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Sekolah menyiapkan ruang kelas dengan membagi dua jumlah muridnya. Termasuk, dalam memberi penghalang plastik dan wajib menggunakan masker serta pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ruang kelas,’’ ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, di lingkungan sekolah juga wajib ada pembatasan saat bermain maupun aktivitas lainnya. Ini bertujuan agar tak ditemukan klaster baru.

“Kami imbau kepada sekolah di semua tingkatan. Termasuk perguruan tinggi. Jika memang belum siap jangan dipaksakan. Manfaatkan pembelajaran online yang ada saat ini, tinggal bagaimana guru atau pengajar lebih proaktif. Maka, diyakini akan membuahka hasil yang baik juga,’’ terangnya.

Disinggung mengenai adanya penetapan zona kuning di provinsi ini? Andi mengatakan hal itu memang menjadi suatu kemajuan daerah dalam menanganai kasus Covid-19. Hanya, pihaknya tak ingin dengan adanya status itu sekolah menjadi lengah dan gegabah memberlakukan KBM tatap muka.

“Saya melihat memang sekolah-sekolah ini belum sepenuhnya siap. Tapi, ini kami masih menunggu koordinasi bersama BPBD di kabupaten/kota lainnya. Apakah semua daerah ada yang sudah siap dan lain sebagainya,’’ tuturnya.

“Dari pusat itu memang ada intruksi (KBM tatap muka). Cuma kami tetap melihat kesiapannya dahulu. Makanya, di sini sekaligus kami imbau kepada seluruh  mayarakat. Sesuai instruksi dari Gubernur Kaltara H. Irianto Lambrie agar tetap disiplin. Jika keluar rumah gunakan masker dan jaga jarak serta biasakan cuci tangan,’’ sambungnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X