Tersisa Seorang Polair Belum Ditemukan

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 10:33 WIB
DIEVAKUSI: Bharatu Doni Budi Santoso yang dievakuasi oleh tim SAR kemarin (11/8). Dirpolair Baharkam Polri, Brigjen Pol Mohammad Yassin Kosasih hadir di lokasi kejadian./ELIAZAR/RADAR TARAKAN
DIEVAKUSI: Bharatu Doni Budi Santoso yang dievakuasi oleh tim SAR kemarin (11/8). Dirpolair Baharkam Polri, Brigjen Pol Mohammad Yassin Kosasih hadir di lokasi kejadian./ELIAZAR/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan terhadap anggota polisi perairan (polair) yang dinyatakan hilang kembali membuahkan hasil. Selasa (11/8), sekitar pukul 08.35 WITA, Bharatu Doni Budi Santoso ditemukan di sekitar Pulau Tibi, Tana Tidung. Bharatu Doni yang awalnya ditemukan oleh nelayan, didapati dalam keadaan tak bernyawa. Tim SAR gabungan yang mendapati informasi itu, melakukan evakuasi terhadap jenazah Bharatu Doni.

Dirpolair Baharkam Polri, Brigjen Pol Mohammad Yassin Kosasih mengatakan, Bharatu Doni yang merupakan tantama teknik KP Kepodang 5001, ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian. Tepatnya berada di 1,8 nautical mile atau 3,3 km ke arah selatan dari lokasi kejadian. “Jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan untuk dilakukan visum. Rencana akan dibawa ke Pontianak pada besok (hari ini) pagi,” katanya.

Yassin memastikan setiap personel yang sudah ditemukan dan dilakukan visum di rumah sakit, maka akan langsung dibawa ke daerah asalnya. Brigpol Ivan Bilasman yang ditemukan pada Senin (10/8), telah menjalani upacara pelepasan jenazah dan dibawa ke Nusa Tenggara Barat (NTB), (11/8).

“Untuk kondisinya (Bharatu Doni) masih utuh, memakai  kaos biru dan celana biru. Namun life jacket-nya sudah terlepas,” jelasnya.

Ditambahkan, pihaknya masih fokus melakukan pencarian terhadap satu personel lagi. Yaitu Bharatu Yoseph Arianto. Titik fokus pencarian pun masih difokuskan di sekitar lokasi kejadian. Mengingat dua personel yang ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian. Namun apabila tidak membuahkan hasil, tim SAR gabungan akan kembali melakukan evaluasi.

“Kami akan melihat dari gelombang dan cuaca, nanti dilihat analisa untuk mengarahkan tim SAR ke mana,” bebernya.

Kemudian terhadap dialog yang sudah dilakukan dengan kepala tim yang melaksanakan patroli yaitu Bripka Ujang, sebelum dilaksanakan patroli para personel sudah mengecek data prediksi cuaca melalui situs resmi Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Diyakini gelombang saat itu cukup baik, namun alam tidak bisa kita duga. Ternyata tiba-tiba ada datang ombak sekitar pukul 23.00 WITA,” sebut Yassin.

Tidak hanya itu, pihaknya kembali menegaskan bahwa speedboat dengan mesin 40 PK yang digunakan para personel polair saat itu, memiliki kapasitas yang cukup untuk 6 personel. Terkait keberadaan speedboat yang digunakan juga belum ditemukan oleh tim SAR. Menurut informasi dari personel yang selamat, juga belum bisa dipastikan apakah kondisi speedboat itu pecah atau tidak. Mengingat kondisi saat itu gelap.

“Kami berharap speedboat ini bisa ditemukan. Sampai saat ini kami yakin speedboat itu layak berlayar,” tuturnya.

Dilanjutkannya, para personel yang selamat menduga saat itu kondisi ombak mencapai 2,5 meter. Para personel pun sempat berpegangan, namun karena gelombang makin besar sehingga para personel itu kehabisan tenaga. Yassin menegaskan, semua personel BKO yang berada di KP Kepodang 5001, sudah memiliki keahlian bertugas di perairan. Namun kondisi alam sulit diprediksi.

“Yang tiga ini mengatakan kalau tidak tahan lagi. Karena air kena mulut dan hidung sehingga kemasukan air sehingga mereka terpecah,” imbuh Yassin.

Untuk ketiga personel yang gugur saat melaksanakan tugas, dipastikan akan mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. “Kami usulkan dan sudah disetujui oleh Mabes Polri,”  pungkasnya.

Sementara itu, di posko utama pencarian terhadap salah satu keluarga dari Bharatu Yoseph Arianto yaitu Veranus. Diketahui Veranus merupakan paman dari Bharatu Yoseph Arianto. Saat dikonfirmasi, Veranus membeberkan bahwa ia baru mendapatkan informasi dari pihak keluarga yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait kejadian itu. “Saya belum tahu dia tugas di sini (Kaltara). Karena kejadian ini keluarga kasih informasi,” ujarnya.

Diakuinya, Bharatu Yoseph Arianto merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ia menceritakan bahwa pihak keluarga sangat shock mendengar kejadian itu. “Dia ini belum nikah dan baru tunangan. Kami berharap dia cepat ketemu,” singkatnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X