Buku Karya Bupati Bersama Keluarga Catat Rekor MURI

- Senin, 10 Agustus 2020 | 10:50 WIB
MEMBANGGAKAN: Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si saat menerima piagam penghargaan dari MURI atas karya buku Hidup Bersama Allah jadi Produktif yang telah memecahkan rekor dengan jumlah penulis terbanyak sebanyak 31 orang dalam satu keluarga, Sabtu (8/8) di Cafe Tubu, Malinau Kota./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN
MEMBANGGAKAN: Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si saat menerima piagam penghargaan dari MURI atas karya buku Hidup Bersama Allah jadi Produktif yang telah memecahkan rekor dengan jumlah penulis terbanyak sebanyak 31 orang dalam satu keluarga, Sabtu (8/8) di Cafe Tubu, Malinau Kota./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

MALINAU – Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kembali mencatat sebuah rekor dunia di Kabupaten Malinau, yaitu sebuah buku yang berjudul 'Hidup Bersama Allah jadi Produktif' karena ditulis oleh 31 orang dari keluarga besar Samuel Tipa Padan.

Buku ini diinisiasi oleh Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si yang merupakan anak dari Samuel Tipa Padan. “Kami nyatakan bahwa buku karya keluarga besar dari Bapak Samuel Tipa Padan adalah kami catat sebagai rekor dunia MURI,” ujar Jusuf Ngadri, Senior Manajer MURI, Sabtu (8/8) di sela acara peluncuran buku 'Kaltara Rumah Kita' karya Dr. Yansen TP, M.Si di Cafe Tubu, Malinau Kota.

Dikatakan Jusuf Ngadri, piagam penghargaan rekor dunia yang diberikan tercatat dengan nomor 9578/R.MURIVIII2020 atas rekor buku dengan penulis anggota keluarga yang terbanyak dipersembahkan Yansen TP yang punya nama lain Padan Liu Burung.

Dinformasikan, bahwa MURI itu mencatat catatan-catatan rekor itu dalam tiga kategori. Yang pertama yang banyak dilakukan adalah superlatif, artinya sesuatu yang paling dalam atau bentuk terukur. Bisa paling besar, paling kecil, paling panjang, paling pendek, paling tua, paling muda, dan seterusnya. Yang kedua, lanjutnya, adalah sesuatu yang pertama kali dilakukan oleh orang yang menginspirasi banyak orang dan itu pihaknya catat sebagai rekor yang pertama, di mana biasanya itu kebanyakan adalah inovator. Sedangkan yang ketiga, yaitu yang tidak terukur dalam hal ini sesuatu yang unik atau langka.

Untuk buku berjudul 'Hidup Bersama Allah Jadi Produktif', MURI mencatatnya sebagai catatan yang superlatif karena buku dengan penulis anggota keluarga yang terbanyak dari keluarga besar Samuel Tipa Padan yang beramai-ramai membuat sebuah buku dengan tujuan untuk menginspirasi banyak orang.

“Sebetulnya ini adalah bagian dari pak Yansen TP yang menyampaikan rasa terima kasih dan hormat atas visi, motivasi, inspirasi dari Bapak Samuel Tipa Padan untuk putra-putrinya, kemudian untuk rasa hormat itulah kemudian setelah mereka jadi, perjalanan menjadi orang itu mereka menuliskan pengalamannya,” jelas Jusuf Ngadri.

Buku ini saat ini terbanyak penulisnya, karena sebetulnya di Indonesia itu sudah ada sebuah keluarga yang menulis oleh 20 anggota keluarga di Yogyakarta, namun karena yang menulis buku dari keluarga Samuel Tipa Padan mencapai 31 orang, maka ini memecahkannya sebagai rekor baru.

Setelah MURI mencari informasi terkait penulis terbanyak dalam satu keluarga, juga belum ada di dunia sebuah buku ditulis sebanyak 31 orang dalam satu keluarga. Oleh karenanya ia menegaskan bahwa ini rekor dunia MURI.

“Kami nyatakan bahwa buku karya keluarga besar dari Bapak Samuel Tipa Padan adalah kami catat sebagai rekor dunia MURI,” katanya.

Terkait penghargaan dari MURI tersebut, Bupati Malinau Yansen TP menegaskan bahwa sebenarnya tidak menjadi tujuan mendapatkan pengakuan atau pencatatan dari MURI, tapi ini merupakan strategi dirinya dalam membangun sebuah semangat bagi keluarga dan orang lain, sehingga harus dibuat satu momen yang benar-benar bisa dikatakan momen sebuah kejadian yang tercatat dengan baik.

“Mungkin ini budaya saya yang dibentuk orang tua saya kalau mengerjakan sesuatu jangan bertanya-tanya, kerjakan. Kalau melakukan sesuatu jangan setengah-setengah, kerjakan dengan sebaik-baiknya,” ungkap Yansen TP.

Buku berjudul 'Hidup Bersama Allah Jadi Produktif' ditulis utamanya bertujuan untuk mendokumentasikan rasa bangga keluarganya kepada orang tua. “Ya saya tidak bisa pungkiri bahwa saya seperti karena orang tua saya. Kalau kalian tahu dia, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut dia selain sekolah sekolah sekolah, hanya itu yang mengubah kalian,” katanya mengingat perkataan orang tuanya. (ags/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X