TARAKAN – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengamankan 200 kg lebih narkotika jenis sabu-sabu. Diketahui, dari pengungkapan yang dilakukan kemarin (6/8), -sabu-sabu tersebut berasal dari Malaysia melalui Kaltara, sebelum tiba di Kalsel. Dua tersangka pun diamankan di Kaltara.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara, Brigjen Pol Henry P Simanjuntak mengaku, hal yang tidak bisa dipungkiri mengenai jumlah besar penyelundupan yang melalui Kaltara. Mengingat letak Kaltara yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan memiliki banyak jalur tikus.
“Kami terus terang dengan keterbatasan kemampuan negara, belum mampu menjaga perbatasan mencegah masuknya barang itu,” katanya, kemarin (6/8).
Dirinya pun mengharapkan agar jalur-jalur perbatasan dan pintu tikus, menjadi perhatian bagi aparat hukum dan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Di samping itu, untuk mencegah masuknya narkotika dalam jumlah yang besar, semua pihak harus bisa menekan angka permintaan narkotika.
“Selama permintaan tinggi, itu suplai akan tinggi. Perbatasan kita ini cukup terbuka, makanya kita selalu berupaya menekan permintaan,” ucapnya.
Menurutnya, negara tetangga seperti Malaysia juga menghadapi masuknya narkotika. Hanya permintaannya rendah, maka peredaran tidak sebanyak di Indonesia. Akhirnya narkotika yang berada di Malaysia pun diselundupkan ke Indonesia, akibat tingginya permintaan. “Sulit kita mencegah kalau permintaan tinggi. Sudah berapa puluh ton sabu ditangkap, tapi tetap aja masuk, karena permintaannya sangat tinggi,” sebut Henry.
Dilanjutkan pria berpangkat bintang satu ini, saat ini Indonesia merupkan negara yang menjadi sasaran empuk bagi bandar yang menjadi tujuan penyelundupan dan peredaran narkotika. Untuk itu, Henry meminta semua pihak mulai dari pemerintah, aparat hukum dan masyarakat agar bisa mencegah masuknya narkotika. Dengan cara menekan angka permintaan itu.
“Malaysia itu cukup terbuka juga, barang itu lewat Malaysia juga, tapi kenapa tidak diedarkan di sana, ya karena permintaannya sedikit. Kalau kita (Indonesia) banyak,” paparnya.
Ia pun sangat menyayangkan keadaan saat ini, lantaran masih banyak oknum pemerintah, oknum aparat hukum dan masyarakat sendiri yang berpihak kepada pengedar narkoba. “Makanya ini perlu peran semua pihak kalau mau menekannya,” tutupnya. (zar/lim)