Penempatan Tugas di Malinau Cukup Diminati

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 13:26 WIB
PENUH KEKELUARGAAN: Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si bersama pejabat terkait saat makan bersama dalam acara pelepasan pemulangan dokter internsip angkatan kelima, Selasa (4/8) di Rumah Makan Batam./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN
PENUH KEKELUARGAAN: Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si bersama pejabat terkait saat makan bersama dalam acara pelepasan pemulangan dokter internsip angkatan kelima, Selasa (4/8) di Rumah Makan Batam./AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

MALINAU – Kabupaten Malinau menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta program internsip dokter Indonesia. Hal itu dikarenakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau sangat terbuka dan memperhatikan dokter-dokter muda tersebut dalam melaksanakan tugas selama satu tahun di Bumi Intimung.

“Untuk Malinau sendiri, ini angkatan yang kelima, berikutnya angkatan keenam,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Malinau dr. John Felix Rundupadang, M.Ph usai acara pelepasan pemulangan para dokter program internsip dokter Indonesia angkatan kelima di Rumah Makan Batam, Malinau, Selasa (4/8).

Diungkapkan Kepala Dinkes PPKB, pihaknya bersyukur bahwa Malinau menjadi salah satu wilayah yang cukup diminati oleh peserta dokter internsip yang merupakan tenaga dokter muda baru selesai pendidikan. Mereka sebelum menjadi dokter mandiri wajib menjalani masa uji coba selama satu tahun dengan program dokter internsip.

Biasanya setiap daerah, sebut dr. John, kuota yang diberikan hanya 12-15 orang, namun di Malinau selalu mendapatkan kuota sampai 18 orang. Mungkin, lanjutnya, ini dikarenakan angkatan-angkatan sebelumnya menceritakan tentang pengalamannya di Malinau yang dianggap positif. “Mereka sampaikan ke adik-adik kelas mereka bahwa mereka bisa kita fasilitasi tempat tinggal, kita bisa memberikan fasilitas insentif tambahan, kita memberikan jasa medis di rumah sakit, kita berikan kalau di puskesmas dana kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),” ungkapnya.

Sehingga, ini memberi semangat motivasi dan ketika mereka pulang selesai bertugas selama satu tahun dan ditanya oleh adik-adik kelasnya, mereka memberi informasi tentang Malinau. Inipun kata dr. John, sangat berdampak positif bagi Malinau, karena kalau misalkan membayar satu tenaga dokter seperti mereka untuk penempatan wilayah kota minimal Rp 10 Juta yang harus dikeluarkan Pemkab Malinau.

Sementara, kalau Malinau bisa menerima dan dapat terus kuota dari program dari Kementerian Kesehatan ini, maka Malinau maksimal mengeluarkan sampai Rp 3 juta saja untuk para insentif para dokter muda ini, sehingga bisa efisien Rp 7 juta untuk satu tenaga.

Lanjut dijelaskan, yang bagusnya lagi selama penempatan dokter-dokter ini dibatasi atau sangat ketat untuk boleh pulang dan bahkan tidak boleh pulang selama penempatan. Mereka pun hanya mendapatkan cuti 12 hari kerja selama penempatan. Dengan ketentuan seperti itu, sehingga sangat efektif mereka di tempat tugas.

“Jadi tidak banyak meninggalkan tempat, karena mereka kalau tidak disiplin taruhannya adalah STR (surat tanda registrasi) mandirinya nanti. Mereka bisa tidak mendapatkan itu dan harus memperpanjang masa internsip,” tukasnya. Oleh sebab itulah, Malinau bersyukur bahwa program ini sangat baik untuk Indonesia pada umumnya, termasuk Kabupaten Malinau yang tentu masih butuh banyak tenaga kesehatan atau dokter. (ags/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X