Populasi Kerbau Krayan Terus Menurun

- Kamis, 30 Juli 2020 | 17:58 WIB
TERUS MENURUN: Jumlah kerbau Krayan berdasarkan sensus 2019 hanya sekira 3.000 ekor dari sebelumnya 4.000 ekor. FOTO: ISTIMEWA
TERUS MENURUN: Jumlah kerbau Krayan berdasarkan sensus 2019 hanya sekira 3.000 ekor dari sebelumnya 4.000 ekor. FOTO: ISTIMEWA

NUNUKAN – Dari tahun ke tahun populasi kerbau Krayan terus  mengalami penurunan. Bahkan kerbau disebut banyak yang menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran normal. Dijual untuk kebutuhan ekonomi menjadi faktor utama menurunnya populasi.

Camat Krayan Heberly menjelaskan, menurunnya populasi kerbau Krayan dikarenakan faktor kebutuhan ekonomi dan adanya permintaan dari luar daerah. Sejak awal tahun 2020 lalu, bahkan sudah banyak kerbau yang dijual ke Malaysia karena permintaan. Tentunya hal tersebut berdampak kepada populasi kerbau di Krayan.

Untungnya, aktivitas tersebut sementara terhenti karena pemberlakuan lockdown oleh pemerintah Malaysia. Sejak Maret lalu, kerbau tidak lagi dijual ke negara tetangga. Selain itu, di masa pandemi, Krayan juga minim melakukan aktivitas desa yang biasanya mengharuskan melakukan pemotongan kerbau.

Keadaan ini, tentu dimanfaatkan warga Krayan untuk mempertahankan populasi. “Memang menurun, tapi tidak drastis seperti tahun-tahun sebelumnya lah, ternak kita masih aman karena lockdown pemerintah Malaysia. Jadi tidak banyak lagi yang dijual,” aku Heberly, Rabu (29/7).

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Nunukan, Masniadi membenarkan masih menurunnya populasi kerbau Krayan. Itu dipastikan Masniadi dari hasil sensus kerbau yang dilakukan Krayan di tahun 2019 dimana jumlahnya hanya tinggal 3.000 ekor dari 4.000 ekor di tahun-tahun sebelumnya.

“Ya, memang mengalami penurunan sampai 1.000 ekor di akhir-akhir tahun ini,” ungkap Masniadi.

Masniadi juga mengaku, faktor turunnya populasi kerbau dikarenakan peternak menjualnya untuk memenuhi keperluan ekonomi. Kerbau memang akan menjadi tabungan warga Krayan untuk keperluan mendadak.

“Memang biasa dijadikan tabungan. Kalau tiba-tiba ada keperluan, kerbau bisa dijual dengan harga sampai Rp 25 juta,” tambah Masniadi.

Semetara itu, soal keadaan kerbau yang disebut mengecil dari ukuran normal. Dijelaskan Masniadi dikarenakan perkawinan inbreeding atau kawin sedarah. Hewan yang diternak dengan kawin sedarah, akan berpengaruh kepada genetik tubuhnya. “Jadi kita sarankan warga untuk jangan kawinkan sedarah,” imbuh Masniadi.

Penyuluhan reproduksi pun telah dilakukan pihaknya guna memperbaiki ukuran badan kerbau yang diklaim mengecil. Kemudian warga dikenalkan rumput-rumput unggul yang bisa ditanam untuk pakan kerbau dan juga program inseminasi buatan (IB).

Kerbau Krayan memang menjadi bagian penting di balik keberhasilan masyarakat Krayan mempertahankan produksi beras adan. Beras adan merupakan beras organik. Di kawasan pegunungan itu sektor pertanian warga masih menggunakan tenaga kerbau. (raw/ana)

 

 

 

Editor: kalpos123-Azward Kaltara

Rekomendasi

Terkini

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X