Harga Ayam Sudah Rp 55 Ribu Sekilo

- Rabu, 22 Juli 2020 | 15:26 WIB
NAIK LAGI: Salah seorang pedagang ayam di Pasar Imbayud Taka, Selasa (21/7)./RIKO/RADAR TARAKAN
NAIK LAGI: Salah seorang pedagang ayam di Pasar Imbayud Taka, Selasa (21/7)./RIKO/RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG - Dua pekan lalu sempat terjadi kelangkaan ayam potong. Kini meski ketersediaan ayam potong terpenuhi, akan tetapi harga ayam semakin melambung tinggi hingga Rp 55 ribu per kilogram.

Pekan lalu, di Pasar Induk Imbayud Taka masih sekira Rp 50 ribu sekilo. Harganya kini sudah mencapai Rp 55 ribu per kg. Alasan pedagang, ayam-ayam yang mereka jual merupakan hasil dari ternak lokal.

Suratno, pedagang ayam di Pasar Induk Imbayud Taka mengatakan, harga ayam memang ada kenaikan. Hal ini dikarenakan karena kurangnya pasokan dari peternak dan mahalnya harga pakan ayam.

“Pakan ayam mahal kata peternaknya, makanya harga ayam naik sekarang jadi Rp 50 ribu per kg. Kalau sebelumnya juga harga masih di angka Rp 45 ribu sekarang karena dari sana naik, terpaksa kami jual juga naik,” kata Suratno kepada Radar Tarakan, Selasa (21/7).

Dirinya mengakui, jika ayam potong yang ia ambil dari Berau dan dalam keadaan masih hidup. Sehingga dirinya harus memotong dan membersihkan ayam tersebut secara mandiri. Bukan ayam yang sudah siap jual.

“Saya potong sendiri, ambilnya langsung dari Berau. Jadi potong dan membului itu sendiri, enggak langsung jual. Jadi ada proses pemotongan dulu,” ungkapnya.

Harga ayam potong jelang Iduladha memang sudah bukan rahasia lagi. Menurutnya, setiap hari besar pasti alami kenaikan kerena ketersediaan akan ayam potong meningkat.

“Sekarang mau Iduladha, jadi memang semua barang naik. Lihat juga biasanya mendekati Iduladha itu biasanya naik lagi harga ayam potong,” jelasnya.

Pedagang lain, di Jalan Jenderal Sudirman, Bembeng menjelaskan dirinya menjual harga ayam potong Rp 55 ribu/kg, lebih mahal dari biasanya yang hanya Rp 50 ribu/kg. Menurutnya modal ayam sekilo Rp 47-50 ribu. “Saya ambil yang besar itu Rp 50 ribu kalau yang kecil Rp 47 ribu per kg. Dari tempat ngambil saja sudah mahal, makanya sekarang harga ayam naik,” katanya.

Namun dirinya tak dapat mengambil stok banyak, karena dikhawatirkan tidak laku dijual.

“Saya ambil stok sedikit aja, saya takut tidak habis karena terlalu mahal harganya makanya sedikit aja. Kalau banyak takut tidak habis. Seadanya sekarang ngambilnya,” jelasnya.

Terpisah, Sekretaris Disperindagkop dan UKM Tana Tidung Linda Safitri mengatakan, pihaknya akan melakukan monitoring ke pasar untuk melihat kondisi pasar apakah benar ada kenaikan ayam potong atau hanya ulah para oknum yang memanfaatkan situasi jelang Iduladha.

“Nanti kami akan turun melakukan monitoring pasar melihat langsung apakah ini ada kenaikan, atau hanya ada permainan oleh oknum yang memanfaatkan situasi jelang Hari Raya Iduladha nanti,” kata Linda Safitri.

Menurutnya, sudah menjadi tradisi jika hari besar maka semua komoditas barang akan mengalami kenaikan harga. Namun itu juga tidak sederastis apalagi sampai menimbulkan kelangkaan seperti daging sapi dan ayam potong yang menjadi kebutuhan orang banyak.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X