Pesanan Joran Rp 14 Juta Laku di Luar Kaltara

- Jumat, 17 Juli 2020 | 11:27 WIB
JORAN SAKTI: Kesibukan Edwin Ariandi saat membuat joran custom di Teras Pancing./LISAWAN/RADAR TARAKAN
JORAN SAKTI: Kesibukan Edwin Ariandi saat membuat joran custom di Teras Pancing./LISAWAN/RADAR TARAKAN

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mungkin itulah peribahasa yang cocok untuk sosok Edwin Ariandi. Tak sekadar hobi, dapat dikatakan mata pancing juga menjadi ladang bisnis untuk dirinya.

LISAWAN YOSEPH LOBO

DI ruangan seluas 3x3 meter persegi, tempat Edwin Ariandi membuat joran custom. Meski di ruangan kecil, tapi bak kantong ‘doraemon’. Semuanya ada. Mulai dari alat pancingan pabrik, mata pancing, hingga peralatan lainnya.

Ada 5 alat joran yang terpasang, untuk membuat stik pancing di ruangan ini. Konon, alat ini satu-satunya di Tarakan, untuk pembuatan, custom dan repair joran.

Padahal, awalnya hobi memancing saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Kisaran 1997 silam. Namun pria yang akrab disapa Bang Edwin, sekarang ini justru disibukkan dengan pembuatan joran custom. Yang dipelajarinya secara otodidak. Itu pun lebih cenderung mengamati video pemancing.

Namun nyatanya, saat ini jorannya tidak hanya diminati orang lokal. Di kota-kota besar sekalipun. Seperti Bali, Jakarta, Batam, dan daerah Sumatera ‘jatuh hati’ dengan kualitas joran buatannya.

Bahkan, sudah diekspor ke mancanegara. Ya, sering  ‘terbang’ ke Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Sudah 6 tahun lamanya dia bergelut dengan custom joran ini. Alat pancing yang dibuatnya sudah lebih dari 200 pieces.

Pembuatan terbesarnya pernah mencapai Rp 14 juta sekali buat. Bisa dibilang, hobi yang berbayar alias menjadi ladang bisnis.

“Saya pernah buat (joran) Rp 14 juta, orderan dari Bali. Bahannya tetap sama, tapi pakai karbon solid, tapi ring-nya Fuji titanium. Jadi bahan lebih tahan lama, dan ringan. Tapi sudah beberapa kali yang pesan joran Rp 14 juta,” terang pria berusia 35 tahun ini.

Namun dari harga terendah yang dia buat, ada joran non-Fuji seharga Rp 650 ribu. Itu pun tidak akan patah. Tapi yang khas dari joran buatannya ini ada motif dari benang khusus pancing.

“Itu enggak akan patah, karena memang ada ukurannya semua. Lengkungannya di mana, fight-nya berapa. Jadi harganya tergantung permintaan. Kalau full Fuji itu sekitar Rp 2 juta. Jadi Fuji-nya itu stainless steel, walaupun tidak dicuci tidak berkarat,” katanya.

Seperti fashion pada umumnya. Joran juga memiliki aksesorinya sendiri. Seperti bermacam-macam ring, juga aksesori lainnya yang mempercantik tampilan joran ini. “Ada yang bermotif dari benang, itu ciri khas dari Teras Pancing. Joran custom itu proses awal, bahan mentah diraut sampai kecil seperti ini. Pengerjaannya butuh waktu sekitar 2 minggu,” lanjutnya.

Belakangan ini, memancing sedang menjadi tren di Bumi Paguntaka. Satu bulan, omzetnya bisa tembus Rp 40 juta. Itu pun hanya custom joran untuk orang lokal. “Saat ini peminat pancingan di Tarakan sangat luar biasa. Kebanyakan custom, mereka minta dibuatkan dari awal. Kalau selama ini, ada juga yang ganti ring, upgrade dari standar menjadi yang lebih tinggi lagi, ganti aksesori,” jelasnya.

Padahal dahulu, memiliki alat pancingan sebatas membayangkan saja. Rasanya hanya mimpi belaka. Baginya, siapa saja bisa menjual alat pancing. Tapi pembuatan, custom dan repair joran hanya orang tertentu. Itulah awal mulanya dia membangun Teras Pancing.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X