Petani Sawit Sebatik Apresiasi PT PNS

- Jumat, 17 Juli 2020 | 11:21 WIB
APRESIASI : Puluhan petani dan pengepul kelapa sawit di Sebatik berkunjung ke pabrik PT PNS di Kecamatan Sebatik Barat, Kamis (16/7) siang. Mereka menyambut baik beroperasinya pabrik sawit tersebut. FOTO : RADAR NUNUKAN
APRESIASI : Puluhan petani dan pengepul kelapa sawit di Sebatik berkunjung ke pabrik PT PNS di Kecamatan Sebatik Barat, Kamis (16/7) siang. Mereka menyambut baik beroperasinya pabrik sawit tersebut. FOTO : RADAR NUNUKAN

NUNUKAN-Masyarakat petani sawit di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan mengaku sangat terbantu dengan beroperasinya pabrik kelapa sawit milik PT. Permata Nusa Sejati (PNS) di wilayah tersebut. Ratusan petani sawit mandiri yang sebelumnya cenderung mengandalkan penjualan hasil sawit mereka ke pabrik-pabrik di negeri jiran Tawau, Malaysia, kini dapat dipasarkan langsung melalui pabrik dalam negeri.

Selain akses yang lebih dekat, kehadiran PT PNS di Sebatik mendapat respon positif kalangan petani dalam hal penetapan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Pada periode Juli ini misalnya, harga TBS kelapa sawit di Kalimantan Utara (Kaltara) ditetapkan sebesar Rp 1.378,47 per kilogram (kg). Sementara PT PNS membeli buah sawit petani dengan harga Rp 1.460,00/kg atau setara Rp 1.460.000/ton.

Subandi, salah seorang petani sawit di Sebatik mengaku menjual seluruh hasil panen sawitnya ke PT PNS.  Menurutnya, pabrik yang  dioperasikan managemen PT PNS bersedia menerima buah sawit petani dengan harga yang memuaskan.

“Kami kalangan petani dan pengepul sangat puas dengan harga yang diberikan pihak pabrik. Setidaknya saat ini kami benar-benar bisa menikmati hasil perkebunan sawit kami dengan harga yang pantas,” ungkap Subandi saat dia dan sesama rekan petani dan pengepul bertandang ke kantor PT PNS, Kamis (16/7) siang. 

Petani lainnya, Muhtar mengatakan, kehadiran pabrik kelapa sawit di Sebatik tidak hanya disambut baik kalangan petani. Masyarakat di sekitar pabrik turut terbantu secara ekonomi dan terbukanya peluang kerja baru bagi masyarakat Sebatik. “warga di Sebatik tentu ikut merasakan manfaat selain dari pembelian sawit mereka. Karena saat ini, anak-anak  mereka mendapat peluang dipekerjakan di pabrik PT PNS ini,” imbuhnya.

Selain harga yang menjanjikan, ditambahkan Muhtar, proses pelunasan terhadap buah sawit petani juga berlangsung cepat. Sementara itu Kepala Desa Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat, Sulaiman menambahkan, pihaknya mendorong agar pabrik yang beroperasi saat ini dapat melakukan pembelian buah sawit petani secara berkelanjutan.

Apabila stabilitas harga dapat dipertahankan PT PNS, dirinya optimis kesejahteraan masyarakat petani bisa jauh lebih meningkat. “Tentu kita berterima kasih dengan adanya pabrik di Sebatik ini. Petani sudah lebih mudah untuk menjual hasil panen sawit mereka,” ucap Sulaiman.

Sebelum PT PNS efektif mengoperasikan pabrik milik mereka, mayoritas petani mengaku mengandalkan penjualan sawit mereka ke Tawau, Malaysia. Kalangan petani kemudian mendorong pihak PT PNS untuk memastikan agar pabrik yang dikelola saat ini terus beroperasi sehingga hasil pertanian mereka dapat dipasarkan sepenuhnya di dalam negeri.

Menanggapi hal ini, FFB Purchase PT PNS, Tumijan mengatakan, pihaknya menyambut baik respon dan apresiasi yang disampaikan kalangan petani dan pengepul. Menurutnya, standar harga yang diberikan PT PNS sepenuhnya menyesuaikan perkembangan harga minyak dunia.

Dia kemudian menegaskan, PT PNS dapat beroperasi secara berkelanjutan apabila didukung suplai buah yang mencukupi dari kalangan petani. “Kontribusi rekan-rekan petani dalam menyuplai buah tentu sangat menentukan. Disamping itu, kualitas buah yang dihasilkan harus benar-benar diperhatikan,” ujar Tumijan.

Pria yang membidangi pembelian sawit di PT PNS ini menyebutkan, kapasitas produksi pabrik saat ini sebesar 30 ton perjam. Dalam sehari, pabrik dioperasikan selama 7 jam dengan kebutuhan 210 ton sawit. Apabila ketersediaan buah memadai, aktivitas produksi dapat ditingkatkan menjadi 2 shift dengan kebutuhan buah sekitar 420 ton per hari.

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemkab Nunukan, Robby Nahak SH mengatakan, perusahaan yang bergerak di sektor sawit memegang peran penting dalam hal menjaga dan meningkatkan stabilitas ekonomi di wilayah perbatasan. Kesejahteraan petani menjadi salah satu tolak ukur peningkatan ekonomi di suatu daerah.

Menurutnya, keberadaan pabrik kelapa sawit di Pulau Sebatik memiliki multiple efek yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Selain itu, kalangan petani tidak lagi sepenuhnya menggantungkan hasil sawit mereka ke pabrik-pabrik di negara tetangga. Dia bahkan menegaskan, jika hasil panen sawit petani dijual ke Tawau, Malaysia, ada potensi pendapatan negara yang hilang.

“Potensi penerimaan pajak negara pada sektor sawit cukup tinggi. Kalau hasil sawit masyarakat dijual ke pabrik-pabrik yang ada di Malaysia, tentu pendapatan negara melalui sektor sawit ini akan hilang. Pada perinsipnya, pemerintah daerah menyambut baik apabila kehadiran investor di Nunukan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Robby.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X