OTG Reaktif Bertambah Delapan Orang

- Senin, 13 Juli 2020 | 10:10 WIB
PEMERIKSAAN: Masyarakat diminta menaati protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker ketika berada di tempat fasilitas umum./RADAR KALTARA
PEMERIKSAAN: Masyarakat diminta menaati protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker ketika berada di tempat fasilitas umum./RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Jumlah pasien orang tanpa gejala (OTG) reaktif di Kabupaten Bulungan bertambah. Dari hasil rapid test mandiri di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor  terdapat penambahan tiga kasus baru.

Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Bulungan, dr. Heriyadi Suranta mengatakan, tiga pasien OTG baru ini masing-masing berinisial MR (22), NW (20) dan M (42). “Tiga orang ini terdeteksi saat melakukan rapid test mandiri di rumah sakit (RS),” kata Heriyadi kepada Radar Kaltara, Minggu (12/7).

Untuk pasien MR dan NW swab pertama sudah diambil, sedangkan M belum diambil. Karena baru terdeteksi kemarin. “Kalau MR dan MW terdeteksi hari Sabtu (11/7). Sedangkan M baru terdeteksi hari ini (kemarin, Red),” ujarnya.

Namun, hingga saat ini swab dua pasien belum dikirim, karena masih harus menunggu swab kedua. Untuk swab kedua kemungkinan akan diambil besok, setelah itu swab akan langsung dikirim ke Tarakan untuk di uji. “Saat ini tiga pasien sudah menjalani karantina,” ungkapnya.

Sesuai perjanjian di awal, ketika hasil rapid test reaktif yang bersangkutan harus mau menjalani karantina selama 14 hari ke depan. “Jadi, sebelum rapid test mandiri ada perjanjian yang harus ditandatangani,” sebutnya.

Sejauh ini masih ada lima swab OTG yang belum keluar hasil uji swab. Sedangkan sembilan swab orang yang kontak erat dengan pasien positif dengan inisial HN (42) yang merupakan klaster aparatur sipil negara (ASN) hasilnya sudah keluar. “Hasil swab sudah keluar negatif,” ujarnya.

Sementara itu, Jubir Pemerintah untuk Covid-19, dr. Achmad Yurianto menyatakan bahwa ketidakdisiplinan masyarakat dalam menggunakan masker jadi faktor utama penyebab masih tingginya kasus positif Covid-19 di Indonesia. “Dari penelitian para ahli, faktor yang paling menyumbang kasus positif terbanyak karena ketidak disiplin menggunakan masker,” ungkapnya.

Selain itu penggunaan face shield tanpa menggunakan masker juga dinilai kurang efektif mencegah droplet (tetesan air liur). Pasalnya face shield hanya melindungi dari atas, sehingga kurang memberikan perlindungan secara menyeluruh. “Saya mengimbau tetap menggunakan masker agar bisa menghindari penyebaran droplet dari segala sisi,” imbuhnya

Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk tetap menggunakan masker agar aman dari Covid-19. Dalam update perkembangan kasus ada beberapa provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif terbanyak. Di antaranya Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat.

“Ada 18 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10 dan 6 provinsi tanpa ada kasus baru yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara Timur,” ujarnya. (*/jai/eza)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X