PSBB Dilonggarkan, Permintaan Naik, Harga Ayam Potong Melambung

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 11:37 WIB
Pedagang ayam di salah satu pasar di Tarakan.
Pedagang ayam di salah satu pasar di Tarakan.

TARAKAN – Sejak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tarakan, turut memengaruhi kebutuhan masyarakat seperti ayam. Namun, harga di pasaran kembali naik hingga Rp 50 ribu per kilogram.

Salah satu agen ayam potong Ricky, mengatakan kenaikan karena stok daging ayam menurun drastis. Hal ini mulai terjadi terjadi setelah adanya pandemi. Pemasaran ayam sempat menurun hingga 70 persen.

“Sebagai antisipasi agar perusahaan tidak merugi, kami juga mengurangi day old chick (DOC atau bibit ayam) yang masuk. Tetapi setelah adanya kebijakan new normal di Tarakan, banyak warung yang sudah mulai buka, sehingga permintaan mulai meningkat dan stok yang ada tidak mencukupi untuk kebutuhan tersebut. Jadinya untuk menanggulangi hal tersebut kami harus menaikkan harga,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, penyuplai bibit juga mengurangi pasokan dari biasanya. Sehingga para agen harus menempuh suatu kebijakan, yang tidak merugikan para peternak, karena yang ditakutkan jika terjadi panen muda terhadap ayam tersebut. Sedangkan untuk umur panen ayam minimal 35 hari.

Diakuinya, agen saat ini juga mengurangi pasokan bibit ayam ke masing-masing peternak. Para agen juga melakukan pembatasan pada distributor, hal ini dilakukan sebagai salah satu antisipasi pada saat Lebaran nantinya. “Takutnya stok ayam yang dikeluarkan melebihi kapasitas DOC yang masuk, jadi bisa saja Lebaran Haji (Iduladha) nanti harganya pasti lebih tinggi lagi karena stoknya yang memang saat ini lagi berkurang,” tukasnya.

Salah seorang pedagang ayam H. Jum yang berjualan di Pasar Gusher juga menyampaikan bahwa saat ini harga ayam dari agen memang tinggi, jadi para pedagang juga harus mengikuti harga tersebut. Bahkan seluruh pedagang yang ada di pasar hanya mengikuti harga dari distributor. Selain itu ayam yang didistribusikan dalam sehari 20 sampai 30 ekor.

“Sebenarnya di pasar itu para pedagang ayam tidak bisa menaikkan harga sesuai keinginan. Akan tetapi, dari agen sendiri jumlah ayamnya terbatas sehingga harganya pun meningkat. Namanya barang sedikit dan menjadi kebutuhan orang banyak, pasti akan mahal jika di pasaran, seperti ayam saat ini yang bisa dikatakan sangat kurang,” tutupnya. (agg/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X