NUNUKAN – Meski sempat dua kali mengangkut penumpang di masa pandemi Covid-19, PT Pelni Cabang Nunukan memutuskan berhentikan pelayanan pengangkutan penumpang menggunakan armada KM Bukit Siguntang. Jumlah penumpang tidak memenuhi target seharusnya. PT Pelni Cabang Nunukan tak mampu menutupi biaya operasional.
Kepala PT Pelni Cabang Nunukan, Alexius mengatakan sejak Jumat (10/7), pihaknya memutuskan menyetop armada karena minimnya penumpang pada kedatangan dan keberangkatan.
“Ya, penumpang minim, secara ekonomi kami masih rugi, biaya operasional tidak tertutupi oleh pemasukan,” ujar Alexius kepada Radar Tarakan.
Kapal yang berkapasitas 2.000 penumpang, harus terisi 50 persen saja saat pandemi. Artinya target penumpang seharusnya 1.000 penumpang. Namun, setelah dua kali keberangkatan, armada KM Bukit Siguntang hanya mengangkut 100 hingga 200 lebih penumpang saja.
Minimnya penumpang juga dipengaruhi persyaratan protokol saat pandemi Covid-19 yang harus dipenuhi penumpang masuk ke Nunukan. Untuk memenuhi syarat protokol saja, biayanya lebih tinggi dibandingkan harga tiket. “Pemeriksaan rapid test memang lebih tinggi biayanya dibanding tiket, bisa jadi itu juga jadi kendala penumpang tidak ingin berangkat,” imbuh Alexius.
Pada kedatangan KM Bukit Siguntang Selasa (30/6) dan Kamis (9/7) lalu, menurunkan setidaknya total 300 penumpang yang telah dibekali surat keterangan nonreaktif rapid test. Alexius sendiri meyakini para penumpang yang turun dan berangkat sebelumnya, telah terjamin kesehatannya. Sebelum penumpang mendapatkan tiket, penumpang terlebih dahulu wajib menunjukkan surat keterangan nonreaktif rapid test.
Ketentuan itu sudah SOP yang diberlakukan PT Pelni pada pelayaran di saat pandemi. “SOP Pelni memang begitu, calon penumpang tidak akan diberikan tiket, jika tidak menggunakan surat keterangan negatif rapid test saat membeli tiket,” ungkap Alexius.
Sayangnya, SOP tersebut, sepertinya akan terhenti sejenak karena belum ada jadwal baru keberangkatan armada lagi. “Belum ada jadwal lagi, saya tidak bisa pastikan sampai kapan,” pungkas Alexius. (raw/lim)