Bikin Baper, Karya Jadi Koleksi Wali Kota

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 11:23 WIB
Ervina Karim
Ervina Karim

Satu lagi prestasi membanggakan dari pelajar Tarakan. Penulis novel. Darel adalah novel ketiga karya Ervina Karim (18), setelah novelnya yang berjudul My Possesive Junior, dan Levent Prince Wants Me laris manis di pasaran. Bahkan bukunya dikoleksi Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes.

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

SEKILAS Ervin, sapaan akrabnya, menceritakan sepenggal kisah Darel ini. Ada seorang perempuan, yang terkenal sangat jenius dan statusnya masih pelajar di bangku sekolah menengah atas (SMA), bernama Velin. Seketika hidupnya berubah, dan merasa depresi, setelah Darel yang tidak dikenalnya mengaku menjadi kekasihnya, lantaran perjodohan orang tua.

Novel ketiganya ini cukup menguras pikiran. Bahkan membutuhkan waktu hampir dua tahun, dan beberapa kali revisi untuk menyelesaikan 494 halaman dari 75 bagian ini. Yang akhirnya berhasil diterbitkan Juni 2020. Setelah novel pertama dan keduanya, yang diterbitkan Mei 2018 lalu.

Dari novel pertama hingga ketiganya, tentu dia sudah mengantongi hak cipta. Bahkan mendapatkan royalti, lantaran novelnya laris di pasaran. Ya, sejak novel pertama hingga ketiga, justru penerbit yang menawarkan untuk menerbitkan ceritanya itu, yang ditulisnya di wattpad miliknya.

Dari tiga novelnya, pembaca terbanyaknya adalah kisah Darel. Tembus 1,6 juta pembaca. Tidak hanya diminati masyarakat lokal. Pemesan novel terbanyaknya justru dari Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Cirebon.

“Sudah bisa didapatkan dengan sistem online seperti di Shopee, Tokopedia. Atau kalau cek di Google juga ada,” kata pelajar yang baru lulus dari SMA Negeri 2 Tarakan tahun ajaran 2020.

Bahkan dari novel Darel, tak sedikit netizen yang meminta agar kisahnya ditayangkan dalam bentuk film. Maklum, alur ceritanya sulit ditebak. Bak bermain teka-teki saat membacanya. Yang membuat pembaca merasa antusias untuk mengikuti kisahnya.

Sebenarnya untuk mengakhiri kisah Darel ini, sempat membuatnya galau. Antara happy ending (berakhir senang) atau sad ending (berakhir sedih). Setiap ingin mengakhiri cerita, dan memilih untuk membuat kisah yang sedih atau tragis, pembacanya justru ingin diakhiri dengan kisah yang menyenangkan.

“Pernah mau buat sad ending, karena kan kalau sudah akhir-akhir pasti ending-nya mulai tercium. Tapi diserang sama pembaca, diteror katanya please kak satukan mereka. Jangan sad ending, jadi saya pusing sendiri. Akhirnya saya buat happy ending,” kata wanita kelahiran Tarakan, 10 September 2001 silam.

‘Jatuh hati’ dengan kisah Darel, dan banyak peminatnya, Ervin berencana membuat series kedua dari novel ini. Lantas, siapa Darel di balik novelnya ini? Dia mengaku, semua yang ada di dalam novel merupakan fiksi. Mulai dari penamaan hingga alur, apa yang terlintas di pikiran. Lebih tepatnya spontan.

Dalam 30 menit saja, dia bisa menyelesaikan satu bagian. Tapi harus tenang, dan fokus. Dia juga tidak menargetkan kapan harus mulai menulis. Yang penting ada waktu, itulah dia mulai mengutak atik handphone-nya untuk menulis.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X