Pembangunan Fisik Jembatan Gantung Dimulai

- Jumat, 3 Juli 2020 | 09:38 WIB
-
-

TANJUNG SELOR – Pembangunan fisik dua jembatan gantung di wilayah transmigrasi akan segera terealisasi. Pasalnya, bulan ini pengerjaan fisik dipastikan akan dimulai.

Bupati Bulungan H. Sudjati menyampaikan, sebelumnya pembangunan dua jembatan gantung itu memang sempat tertunda karena proses lelang yang belum tuntas. “Mulai 2019, baru tahun ini bisa terealisasi,” kata Sudjati kepada Radar Kaltara, Rabu (1/7).

Setelah melalui proses lelang yang panjang, bulan ini penandatanganan kontrak dua jembatan akan dilakukan. “Informasinya, penandatanganan kontrak akan dilakukan di minggu ketiga bulan Juli, tepatnya di tanggal 15 Juli,” bebernya.

Setelah dilakukan penandatanganan kontrak, tahap selanjutnya pengerjaan fisik akan segera dimulai. Pengerjaan fisik sepenuhnya pemerintah pusat dalam hal ini Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR). “Semua dari pusat, kita di daerah hanya menerima,” ujarnya.

Sesuai target tahun ini pembangunan dituntaskan. Adapun dua jembatan gantung yang akan dibangun yakni jembatan gantung penghubung akses warga Satuan Permukiman(SP) 5 A dan SP 3 akan dibangun sepanjang 60 meter dengan lebar 45 meter dan akses jalan 8 meter. Sedangkan jembatan gantung yang menghubungkan  SP 7 dan SP 8 dibangun sepanjang 85 meter dengan lebar 65 meter serta akses jalan sepanjang 8 meter.

Selain dua jembatan gantung, tahun ini pengerjaan Jembatan Jelarai juga akan dimulai. “Tapi untuk Jembatan Jelarai sekarang ini masih dalam tahap proses lelang,” bebernya.

Adanya pembangunan jembatan ini disambut baik warga transmigrasi. Salah seorang warga SP 5 A Wandi (34) mengatakan, keberadaan jembatan ini sudah sejak lama dinanti warga untuk mempermudah akses. “Sekarang ini akses warga hanya menggunakan ketinting, karena kalau darat tidak ada jembatan,” bebernya.

Jika jembatan sudah ada tentu akan lebih mempermudah warga. Khususnya ketika ingin menjual hasil pertaninan. “Di sini (SP 5) kan mayoritas pekerja petani. Kalau akses sulit kaya mana hasil pertanian mau dijual, kalau menggunakan ketinting butuh biaya besar,” ujarnya.

Senada disampaikan Joko (43). Pria asal Jawa Timur itu berharap agar pembangunan jembatan gantung bisa secepatnya terealisasi, karena sudah sangat mendesak. Dalam hal ini dirinya juga berharap kepada pemerintah agar lebih memerhatikan wilayah transmigrasi. Khususnya dari segi infrastruktur. “Infrastruktur sekarang ini masih kurang bagus, harus ada perhatian dari pemerintah,” singkatnya. (*/jai/eza)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X