TARAKAN – Dalam sebulan ini sudah 17 tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi positif Covid-19, di lingkup Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan per Selasa (30/6).
Namun dari 17 orang nakes, 3 di antaranya sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sehingga sisa 14 orang yang masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT).
Selain dari UPT Dinkes Tarakan, sebenarnya 30 April lalu juga terdapat seorang dokter yang terkonfirmasi positif Covid-19. Diketahui dr. AA (27) dari UPT Dinas Kesehatan Kalimantan Utara, tepatnya yang berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, namun sudah dinyatakan sembuh.
Sehingga total tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif di Tarakan sebanyak 18 orang. Yakni 17 orang dari UPT Dinkes Tarakan, dan 1 orang dari UPT Dinkes Kaltara.
Selasa (30/6), terdapat 2 tambahan pasien terkonfirmasi positif, yang satu di antaranya seorang dokter umum. Lantas bagaimana Gugus Tugas mengantisipasi penambahan pasien positif dari kalangan nakes?
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes, berterus terang tidak dapat menjamin tidak adanya tambahan kasus positif dari kalangan tenaga medis. Apalagi saat ini Gugus Tugas berupaya mencegah penularan dengan melakukan pemeriksaan secara masif.
“Untuk antisipasi tidak ada tambahan di kalangan nakes, kami tidak bisa karena kami melakukan pemeriksaan swab secara masif. Kecuali kita tidak melakukan pemeriksaan, maka kami tidak tahu apakah dia positif atau negatif?” terangnya.
Dari pemeriksaan swab yang dilakukan, dr. Devi mengatakan masih ada sekitar 100 lebih sampel yang menunggu hasil. Baik itu dari kalangan tenaga kesehatan, maupun keluarga atau masyarakat yang kontak erat dengan pasien positif sebelumnya.
Dengan hasil apa pun yang keluar nantinya, dia mengatakan Gugus Tugas harus siap dan tetap melakukan tracing kasus secara masif. “Masih ada yang menunggu hasil, itu antara dua yaitu negatif atau positif. Jadi kami harus siap karena kami melakukan tracing kasus secara masif,” lanjutnya.
Saat dikonfirmasi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, dr. Franky Sientoro, Sp.A, turut prihatin dengan tenaga kesehatan yang terpapar saat melaksanakan tugas.
“Kami tetap waspada, dan menggunakan APD (alat pelindung diri) yang sesuai dengan standar,” terang dr. Franky.
Dia mengatakan, adanya peningkatan yang signifikan lantaran adanya pemeriksaan masif atau masal di kalangan tenaga kesehatan. Apalagi sebagai garda terdepan dalam memerangi Covid-19. “Dilakukan pemeriksaan masif, khususnya yang dicurigai sehingga lebih cepat dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Secara nasional, kasus positif Covid-19 ini masih sangat tinggi. Setiap harinya terdapat kenaikan dari berbagai daerah. Sehingga diharapkan kesadaran masyarakat dalam menekan angka penyebaran.
“Karena saya melihat, sekarang ini banyak yang tidak jaga jarak, tidak pakai masker, masih nongkrong. Jadi diharapkanlah kesadaran masyarakat,” tutupnya.