Kasus Melandai, Sambut New Normal

- Senin, 29 Juni 2020 | 10:45 WIB
RHOMADANI/RADAR TARAKAN
RHOMADANI/RADAR TARAKAN

TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan dinilai layak melaksanakan new normal. Itu berdasarkan statistik untuk jumlah pasien positif Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) di Bulungan sebulan terakhir terbilang landai.

Pengamat Ekonomi Dr. Arif Jauhar Tontowi menilai kondisi di Bulungan berdasarkan hasil statistik dan sesuai analisis berdasarkan jumlah pasien positif Covid-19, ODP, OTG dan PDP menunjukan tren menurun. Kondisi ini dapat dikatakan Bulungan menuju ke zona hijau atau bisa melaksanakan new normal.

Padahal, berdasarkan analisis penyebaran secara alamiah diperkirakan 18 Juli mengalami puncak. Dengan kondisi yang terjadi saat ini berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Bulungan, kemungkinan yang dilakukan tim gugus tugas begitu bagus sehingga bergeser lebih cepat

“Bulungan secara statistik sudah cukup kondusif untuk melakukan new normal. Kalau berdasarkan hasil analisa pada 18 Juli secara alamiah puncaknya dan baru mengalami penurunan setelahnya,” ucap Dr. Arif Jauhar Tontowi kepada Radar Kaltara kemarin.

Dijelaskan, langkah yang harus dilakukan pemerintah menuju new normal yakni pemahaman new normal harus dijelaskan ke masyarakat. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19. Caranya, perilaku masyarakat dengan new normal harus dikuatkan terlebih dahulu. Sebab, jika perilaku masyarakat tidak dikuatkan, pelaksanaan new normal bisa terjadi miss persepsi.

“Mereka akan menganggap normal seperti biasa. Seperti tidak pakai masker, tidak jaga jarak dan cuci tangan. Sangat membahayakan, jadi PR pemerintah sebelum menerapkan, pemerintah harus melakukan penguatan new normal di masyarakat dan praktiknya harus dikuatkan. Itu paling penting bagi saya,” jelasnya.

Senada yang disampaikan, Tim Center of Estimation Modelling Research (CEMoRe) Universitas Kaltara (Unikaltar) dr. Siti Aisyah berharap masyarakat tidak lengah. Langkah cuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak harus dilakukan. Kedisiplinan masyarakat dan protokol kesehatan sangat diperlukan. Sehingga, kebiasaan melaksanakan protokol kesehatan yang sudah dilakukan selama ini harus terus berlanjut. “Intinya sekarang ini kembali ke masyarakat itu sendiri harus tetap disiplin,” tegasnya.

Evaluasi Jumlah Kasus Sebelum Terapkan New Normal

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bulungan, H. Sudjati mengatakan, sejak awal Bulungan sudah semi new normal walaupun sampai saat ini belum ada ketetapan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk menjalankan new normal. “Semua sudah siap, karena sejak awal sudah semi normal,” kata Sudjati.

Bahkan selama pendemi ini aktivitas masyarakat tetap berjalan. Contoh, daerah pertaniaan di perdesaan. Semua tetap jalan. Artinya, sejak awal Bulungan sudah menjalankan new normal. Begitu juga di perkotaan, semua tetap berjalan. “Petani di sana (perdesaan, Red) masih melakukan aktivitas seperti biasa seperti menanam dan memanen,” ungkapnya.

Selain itu di rumah ibadah juga sudah mulai beraktivitas normal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Untuk regulasi penerapan new normal, pihaknya mengaku akan tetap mengacu dengan regulasi pemerintah pusat. “Kalau regulasi di daerah tidak ada, karena kami tetap mengacu pada protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah pusat,” bebernya.

Begitu juga dengan status darurat Covid-19, tetap mengacu dengan regulasi pemerintah pusat. Selama belum ada pencabutan daerah juga tidak akan mencabut status tersebut. Menyoal apakah nantinya ketika new normal diterapkan ada sanksi yang disiapkan. Sudjati mengatakan, terkait sanksi kemungkinan hanya sanksi sosial saja. “Iya, seperti di Surabaya. Disuruh nyanyi, joget hingga membersihkan toilet,” bebernya.

Namun, saat ini sanksi itu belum diberlakukan. Karena memang belum ada surat keputusan (SK) terkait pelaksanaan new normal di daerah. “Kalaupun nantinya new normal sudah dijalankan. Saya berharap masyarakat dapat menaati protokol kesehatan,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan, H. Imam Sujono mengatakan, dari sisi kesehatan sebenarnya sudah dilakukan edukasi pendampingan. Terutama di tempat yang memang berpotensi menjadi kerumunan orang banyak. Contoh, di tempat ibadah, minimarket dan pasar. “Nah, secara keseluruhan hampir rata-rata sudah cukup bagus dalam menerapkan protokol kesehatan,” bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X