Tongkat kepimpinan kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara sejak Juni ini berganti. Brigjen Pol Henry Parlinggoman Simanjuntak diberikan amanah menjabatnya. Menerima tanggung jawab besar membuat Henry tak gentar dalam membasmi narkoba di Kaltara. Apalagi selama bertugas menjadi anggota Polri, ia lebih banyak bertugas di bidang reserse.
ELIAZAR
MENJADI anggota Polri bagi Brigjen Pol Henry Parlinggoman Simanjuntak sudah menjadi pilihan hidupnya. Lantaran ia ingin menjadi pelayan masyarakat dalam hal penegakan hukum. Pengabdi menjadi anggota Polri ia pilih untuk mewujudkan cita-cita.
Sejak lulus Akpol pada 1988, ia lebih banyak mengisi tugas di bidang reserse. Makanya berhadapan dengan pelaku kejahatan sudah menjadi hal yang biasa menurutnya. “Usai lulus Akpol, pertama saya ditempatkan di Merauke,” katanya.
Ia pun menjabat sebagai kasat reskrim di Marauke pada tahun 1992. Baginya, menjabat jabaran penting di bidang reserse lantaran para pimpinan melihat bahwa ia memiliki potensi dalam penegakan hukum.
Selama menjabat di bidang reserse, Henry mengakui memiliki banyak pengalaman yang tak terlupakan dalam mengungkap perkara kejahatan. Apalagi yang kasus menyita perhatian masyarakat.
Yang paling ia ingat, pada saat ia menjabat sebagai wakil kepala Polresta Bogor pada tahun 2000 dan ditunjuk langsung olah kepala Polda Jawa Barat untuk mengungkap perkara perampokan gaji karyawan sebanyak Rp 7 miliar. Saat itu ia berhasil menangkap pelakunya. Setelah dilihat, ternyata pelakunya merupakan temannya sendiri. “Saat itu kami butuh waktu 2 minggu mengungkap perkara itu,” ujarnya.
Bagi Henry, setelah berhasil mengungkap perkara kriminal pasti memiliki kepuasan tersendiri baginya. Namun ia tidak pernah menuntut untuk dihargai, lantaran sudah menjadi tanggung jawab seorang polisi. Tidak hanya itu, dengan mengungkap perkara kejahatan juga sudah bisa meringankan beban masyarakat.
Selama menjadi anggota Polri, Henry sangat menikmati suka duka yang dialami. Sering pindah tugas sehingga jauh dari keluarga, sudah menjadi kosenkuensi. Ia pun jarang menghabiskan waktu dengan keluarga. “Jarang ikut keluarga, tahu-tahu kalau sudah pulang anak sudah besar,” bebernya.
Namun dengan adanya dukungan dari istri dan kedua anaknya, membuat Henry selalu semangat dalam bertugas. Untuk reserse dalam hal pemberantasan narkoba, sebenarnya bukan hal yang baru baginya. Ia pernah juga ditugaskan untuk menduduki jabatan yang berkaitan dengan pemberantasan narkoba. Bahkan sebelum menjabat sebagai kepala BNNP Kaltara, ia 3 tahun bertugas di Direktorat IV Narkoba Bareskrim Polri.
Selama bertugas di bidang narkoba, ia melihat Indonesia sudah sangat darurat narkoba. Dulu Indonesia dijadikan daerah transit penyelundupan narkoba, namun saat ini sudah menjadi pasar bagi bandar yang ada di luar negeri. “Indonesia menjadi pasar empuk narkoba, karena jalur masuk ke Indonesia ada banyak,” bebernya.
Menerima amanah menjadi kepala BNNP Kaltara, ia memiliki target untuk memberantas narkoba. Ia ingin membangun kesadaran akan bahaya narkoba. “Makanya pada kesempatan saya ketemu dengan siapa saja, saya akan suarakan bahaya narkoba,” sebutnya.
Henry juga memberikan peringatan kepada semua bandar narkoba untuk tidak bermain-main di Kaltara. Apabila kedapatan, pihaknya pasti akan menindak tegas. Bahkan pihaknya akan memperkuat sinergitas dengan Polri, unsur TNI dan pemerintah daerah dalam pemberantasan narkoba. “Makanya kami tunjukkan kinerja kami dulu,” tutupnya. (***/lim)
