Tatanan Baru Sekolah Dalam Menghadapi “New Normal”

- Senin, 8 Juni 2020 | 11:42 WIB
Oleh Erlina Subekti, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Biologi SMK Negeri 3 Tarakan
Oleh Erlina Subekti, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Biologi SMK Negeri 3 Tarakan

PENDEMI virus corona belum berakhir, bahkan sampai kapan kita tidak tahu. Para peneliti masih berjuang keras dalam mengembangkan dan menemukan vaksin untuk pengobatan maupun pencegahan penyebaran virus corona. Para dokter yang tidak kenal lelah masih terus berjuang menjadi penjaga garda terdepan dalam menghadapi pendemi ini. Sampai kapan entahlah….?

Sampai akhirnya pemerintah Indonesia melalui juru bicara Penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto mengatakan bahwa masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi virus coronaatau Covid-19 dengan tatanan baru yang disebut New Normal. Menurutnya, tatanan baru ini perlu ada, sebab hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona.

"Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus menjaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru," kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis (28/5/2020). Apa itu New Normal ?

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengatakan, New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Dengan adanya tatanan baru “New Normal” maka semua sektor harus mempersiapkan betul-betul dalam penerapan protokol kesehatan. Begitu juga dengan sekolah akan banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi guna mempersiapkan tatanan baru ini. Sekolah harus mampu mempersiapkan diri dalam merespons kondisi New Normal. Apakah bisa New Normal dilaksanakan di sekolah?

New Normal bisa dilaksanakan di sekolah apabila semua warga sekolah benar-benar mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dan disiplin diri yang tinggi. Tanpa adanya kesadaran diri dari semua warga sekolah maka semua bagaikan bom yang sewaktu-waktu bisa meledak.

Sekolah harus merancang skema penerapan New Normal yang akan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Bagaimana strategi sekolah dalam pelaksanaan New Normal?

1.Sosialisasi ke seluruh warga sekolah

sebelum diberlakukannya tatanan baru atau New Normal maka sekolah harus melakukan sosialisasi ke seluruh warga sekolah baik guru, siswa, pegawai sekolah, pihak kantin, orang tua siswa bahkan warga setempat yang berada di sekitar sekolah. Sosialisasi ini menyangkut standar operasional pelaksanaan New Normal. Dengan adanya sosialisasi terlebih dahulu diharapkan semua warga sekolah akan siap melaksanakan tatanan baru dengan kesadaran diri yang tinggi. Termasuk bagaimana standar operasional siswa dari rumah ke sekolah. Penerapan New Normal ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak tak terkecuali orang tua siswa sehingga siswa dari rumah sudah memiliki kesiapan mental untuk belajar di sekolah.

2.Persiapan sarana prasarana

Sekolah harus mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam penerapan New Normal. Sebagai contoh ketersediaan tempat cuci tangan di masing-masing ruangan, handsanitizer, masker, thermometer, disinfektan, dan alat penyemprot disinfektan. Jika sekolah masih memiliki dana bisa juga membuat ruangan kecil/bilik penyemprot disinfektan di depan pintu gerbang sekolah. Semua sarana prasarana tersebut wajib dimiliki sekolah guna pelaksanaan New Normal.

3.Pengaturan kurikulum yang relevan dengan protokol kesehatan

Dalam proses pembelajaran diperlukan pengaturan jam belajar, ruang kelas, waktu istirahat dan juga materi belajar. Pengaturan jam belajar siswa dikurangi waktunya, selebihnya belajar di rumah. Pengaturan kelas sebaiknya satu meja atau satu bangku hanya boleh diduduki satu siswa. Jarak antar meja minimal 1 meter sehingga dalam satu kelas rata-rata hanya berisi maksimal 15 siswa. Oleh karena itu, setiap kelas dibagi dalam 2 kelompok. Dalam 2 kelompok ini terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan shift siang. Pada waktu istirahat pun harus dilakukan pengaturan yaitu siswa dilarang ke luar dari kelas, maka siswa diwajibkan membawa bekal sendiri dari rumah. Pada saat pemberian materi juga perlu pengaturan dari guru. Lebih baik jika materi pembelajaran terfokus pada kompetensi yang relevan.

Yang paling penting lagi adalah pembelajaran berorientasi pada empati dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan dengan tetap memperhatikan physical distancing dengan tujuan mengembalikan semangat dan motivasi siswa.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X