TANJUNG SELOR – Dari 10 kecamatan di Kabupaten Bulungan, Kecamatan Tanjung Selor menjadi wilayah rawan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan H. Imam Sujono menyampaikan, untuk penetapan zona hijau, kuning dan merah memang belum ada. Tetapi bila berdasarkan pemetaan wilayah, Tanjung Selor rawan penyebaran. “Semua kecamatan rawan, tetapi ada yang lebih rawan,” kata Imam kepada Radar Kaltara, Rabu (3/6).
Berdasarkan data yang ada jumlah kasus Covid-19, lebih banyak ditemukan di Tanjung Selor. “Tanjung Selor ini rawan juga, mangkanya beberapa waktu lalu kami lakukan rapid test di beberapa tempat fasilitas umum,” ujarnya.
Per 2 Juni 2020, di wilayah Tanjung Selor tercatat ada 1 orang dalam pemantauan (ODP) dan 8 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan 13 orang terkonfirmasi positif. “Untuk hari ini (kemarin, Red) saya belum tahu ada penambahan atau tidak,” sebutnya.
Berdasarkan data itu, maka pihaknya menilai Tanjung Selor rawan penyebaran. Atas dasar itu pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat. Khususnya masyarakat Bulungan untuk selalu waspada dan tetap disiplin.
Sementara itu, Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Bulungan, dr. Heriyadi Suranta menambahkan, jika dikatakan jumlah kasus Covid-19 di Bulungan sudah landai. Iya, karana angka kesembuhan sudah mulai berkurang. “Penelusuran kontak (contact tracing) juga sudah tidak dilakukan. Karena per klaster itu sudah diketahui,” bebernya.
Namun, ketika ada klaster baru tentu contact tracing akan kembali dilakukan. Meski begitu dirinya tetap berharap tidak ada klaster baru lagi. “Di Tanjung Selor juga rawan penyebaran transmisi lokal,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan, Ali Fatokah menyampaikan, terkait pemetaan wilayah BPBD memang belum ada peta. Sebab sekarang ini pihaknya masih menganggap Bulungan sebagai daerah transmisi lokal. “Kalau dikatakan zona merah bukan keberatan. Tetapi dasarnya apa,” ujarnya.
Untuk saat ini BPBD hanya mengacu bahwa Bulungan ditetapkan transmisi lokal oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. “Kami tidak membuat zona, karena acauannya tetap sesuai ketetapan dari pusat,” ujarnya.
Dengan ditetapkannya Bulungan sebagai transmisi lokal tentu tingkat penyebaran dari satu orang ke orang yang lain lebih tinggi. Sehingga masyarakat harus lebih waspada. “Kalau memang tidak mendesak sebaiknya tidak usah keluar rumah,” jelasnya.
Selain itu, wilayah perkotaan menjadi daerah yang paling dominan terdampak pandemi Corona Virus Disease–2019 (Covid–19). Demikian dikatakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bulungan, H. Sudjati.
Alasan dilontarkan pernyataan tersebut dikarenakan dari data yang ada, diketahui wilayah perkotaan atau di Tanjung Selor, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terdapat pasien dalam pengawasan (PDP) ataupun yang terkonfirmasi positif cukup banyak.
Oleh karenanya, sangat wajar bahwa sejauh ini di wilayah perkotaan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan secara tegas pelaksanaannya. Utamanya, pada tempat fasilitas umum (fasum) agar setiap masyarakat tetap mengedepankan protokol tersebut.
“Meski, memang di wilayah perdesaan pun demikian (terdampak pandemi Covid-19). Tapi, di perkotaan ini yang justru paling banyak terlihat," kata H. Sudjati yang juga sebagai Bupati Bulungan ini.
